10

4.4K 677 30
                                    

Kini mereka tiba di Aoba Johsai, Hikari mendekati Hinata dan memastikan kondisinya baik-baik saja, untungnya bocah itu tertidur selama perjalanan setelah muntah tadi jadi ia merasa mendingan sekarang.

"Yosh, kalau begitu dipertandingan nanti, kami sangat mengandalkanmu loh. Lakukan seperti tiga lawan tiga dan ingat pesan Udai, dia senjata rahasia tim Karasuno jadi kau harus lebih menonjol ketimbang anggota termuda kita. Dan nanti aku juga ingin memukul bola dengan leluasa." terang Tanaka, membuat Hinata kembali merasa tertekan.

"Tu— Tanaka-san, jangan bicara begitu. Kau memberi tekanan lagi ke Shoyo!" tegur Hikari.

"Hah? Tekanan padanya? Maksudnya?" respon sang senior dengan tampang begonya itu kemudian menoleh dan mendapati Hinata memegangi perutnya saat ini.

"A— aku ingin ke toilet dulu ..." balas Hinata, lalu dia ngelonyor pergi begitu saja.

"Pertama yang atas, kedua yang bawah. Kau benar-benar pria yang sibuk ya." balas Tanaka dengan polosnya, tak mengerti.

Hikari menoleh dengan malas.

"Tanaka-san sama nggak pekanya ya? Ato gimana nih?" tanya si kecil dengan wajah flatnya.

"Lah? Memangnya salahku?" tanya si botak dengan tampang tolol.

"Lagi dan lagi, dia itu masih saja menyedihkan ya. Akan ku beri dia keberanian, bahkan kalau perlu aku akan memukulnya sekalu sekarang biar nggak grogi lagi dan dia bisa termotivasi." sergah Kageyama.

Ucapan sang setter akhirnya membuat Hikari kontan memukul perutnya lumayan kencang, hingga Kageyama merasa ingin muntah akibat pukulan yang ia terima dari Hikari.

"KAGEYAMA BEGO! KAU KIRA INI SALAH SIAPA YANG BIKIN DIA BEGITU DARI KEMARIN, HAH!?" pekik Hikari galak setelah meluncurkan pukulan dengan tangan kecilnya.

Dan akhirnya, kericuhan kecil kembali terjadi, membuat Daichi langsung menatap Kageyama galak karena tak bisa tenang sedikit sejak awal bertemu, Hikari yang tak dijeliti pun juga merasa merinding seketika dan merasa takut, hingga akhirnya ia langsung berlarian kecil ke belakang Suga dan memegang baju area pinggulnya, membuat sang senior menatapnya bingung.

"Udai?" tanya Suga.

"Daichi-san ... Marah ... A— aku takut ..." ucap nya terbata-bata, membuat ketiga senior yang ada didekatnya tertawa kecil.

"Hei, aku tidak marah padamu. Aku hanya marah pada Kageyama karena dia susah diatur, bukan dirimu. Kau wajar marah karena kau menegurnya, itu lebih baik, Udai." balas Daichi, membuat gadis itu mengintip takut tanpa melepas pegangannya pada ujung jaket milik Suga.

"Sungguh?" cicitnya.

Mereka tertawa lagi.

"Sungguh. Aku tidak memarahimu." respon Daichi lagi, membuat Hikari menarik nafas lega karena ia tak kena imbasnya.

Melihat wajah nya yang benar-benar memasang ekspresi lega karena tak di marahi, membuat semua yang ada didekatnya merasa gemas bukan main. Imut mirip anak kecil, wajar sih, dia kan anggota termuda, anak cewek satu-satunya lagi yang berperan sebagai pemain.

"Ya udah, kita ke dalam yuk? Yang lain sudah duluan masuk itu." ajak Suga, yang dibalas dengan anggukan antusias oleh Hikari, membuat ketiga seniornya bahkan Kageyama merasa dihujani panah cinta karena respon lucunya, merasa sedang di tempeli adik sendiri.

Aduh ... Lama-lama bisa mati penuh rasa sayang karena Udai imut begini, Tuhan ... Bener-bener nggak ada groginya sama sekali karena ada si kecil yang cantik begini sama kayak Kiyoko, nggak kuat ... Batin keempatnya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang