Tiap pemain bersalaman satu sama lain, pemain yang bersalaman sama Hikari justru menahan tangan gadis itu sesaat lalu memperhatikannya lekat tanpa mau melepas genggaman tangannya, Hikari bergidik karena yakin dia akan ketahuan, hingga akhirnya Yamaguchi langsung menepis tangan si pemain yang memegang tangan gadis kecil Karasuno itu lalu mendorong lembut tubuhnya sembari memegang pelan kedua pundak Hikari saat ini.
Gadis itu merasa tertolong dan bisa menarik nafas lega. Ia mendongakkan kepala dan menatap ke arah Yamaguchi yang kini menunduk kearahnya karena diperhatikan.
"Terima kasih, Yamaguchi." ucapnya tulus.
Yamaguchi merona sembari tersenyum lalu mengelus kening gadis itu lembut secara sekilas.
"Sama-sama."
Hikari menoleh ke arah tribun penonton dimana banyak berdiri supporter dari Dateko, gadis itu hanya bisa menelan salivanya dan Hinata terkejut, merasa tak aman akibat suara supporter dari sekolah yang sempat bertemu dengan mereka tadi sebelum pertandingan pertama saat ini dimulai.
"Itu seriusan supporter Dateko? Rame banget." ujar Hikari halus.
"Kau merasa tertekan?" tanya Tsukishima, Hikari langsung menggeleng kuat-kuat.
"Nggak! Jangan kira aku merasa tertekan karena mereka! Aku tidak takut, humph!" bantahnya lalu mendengus sembari mengembungkan kedua pipinya, membuat semua terbahak.
"Ya udah, selagi kau tak merasa terintimidasi atau tertekan itu tak masalah, mohon bantuannya juga selama pertandingan ya, Udai." sahut sang Kapten, gadis itu mengangguk.
"Itu sudah tugasku."
Semua berkumpul mengelilingi sang pelatih sebelum pertandingan dimulai.
"Dengar, ini adalah pertandingan pertama kita. Semuanya gugup, semuanya takut, bahkan Udai sebagai pemain perempuan di antara kalian pasti lebih merasakannya walau dia bisa tenang, jadi kalian juga harus demikian. Ditambah kondisi kita tak seperti biasanya, tapi kalian harus melampaui semua itu sebelum mereka melakukannya. Cetak angka demi kemenangan, dan temukan cara bermain kalian sendiri seperti Udai yang punya cara bermainnya sendiri sejak awal bertemu dengan kita." tekan Pelatih Ukai.
"Baik." sahut semuanya.
Kemudian, Takeda-sensei mengambil alih pembicaraan sejenak.
"Yang ingin kukatakan sama sekali bukan pujian atau semacamnya. Kalian semua kuat, gadis kecil kita juga sama kuatnya seperti kalian semua dan aku percaya dia juga sama hebat seperti kalian semuanya, Karasuno kuat. Mari kita tunjukkan pada semua orang bagaimana gagak bisa terbang." ujar beliau.
"Take-chan, kata-kata yang bagus!" puji Nishinoya bersemangat.
Hikari sendiri tertawa.
"Ku kira Tanaka-san sendiri yang panggil Takeda-sensei begitu, ternyata Noya-san juga." ucapnya sembari nyengir.
"Mereka memang begitu, Hikari." balas Suga.
"Iya sih, memang gak usah ditanya lagi." sahut si kecil Karasuno itu.
"Mereka selalu mengatakan sesuatu yang tak enak didengar." ucap Tanaka.
"Generator rusak, Gagak tak bisa terbang. Tapi mari kita tunjukkan pada mereka, 'Lihatlah! Kami Karasuno adalah juara lama yang akan menjadi juara turnamen ini'." tegas Takeda-sensei bersemangat.
"Baik."
Kemudian beliau malah malu sendiri, membuat semuanya tertawa seakan penat mereka sirna walau sedikit.
"Apa maksudnya juara lama?" tanya Hinata pada Kageyama.
"Memangnya aku tau?" sahut Kageyama sama tololnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]
FanfictionBook 1 - [Haikyuu x Original Character] Jadi satu-satunya anggota putri di tim voli putra SMA Karasuno? Itu tidak jadi masalah bagi Udai Hikari. Semuanya seakan tak percaya jika kehadirannya di Karasuno jadi pemicu baru bagi anak-anak di tim putra...