84

2K 278 35
                                    

Esok paginya, Hikari yang baru saja berdiri didekat pintu aula olahraga setelah mengambil salah satu bola pun mendengar Hinata memanggil Tanaka dan meminta maaf pada si botak perihal kejadian kemarin.

Lebih tepatnya dua hari lalu.

Gadis itu menguping dalam diamnya saat ini.

"Maafkan aku soal kemarin!" ujar Hinata sembari membungkukkan badannya.

"Tidak apa-apa, Kageyama dan Udai juga sudah datang. Maafkan aku karena sudah memukul dan memarahi kalian, apalagi Udai sampai kena imbas kalian kemarin. Aku terlalu bersemangat ingin melerai kalian ditambah ketika melihat keadaan Udai, aku jadi tambah emosi. Bisa-bisanya anak gadis paling kecil di tim kita jadi luka begitu."

"Pukulanmu benar-benar ampuh, Tanaka-san."

Kemudian, Hinata tersenyum kecut.

"Aku juga merasa bersalah karena Hikari jadi kena, bahkan aku sampai tak bisa berkata-kata ketika di kelas kemarin ketika aku melihat dan menatap dia dibangkunya yang tepat berada di belakangku, sampai akhirnya dia malah menegurku lebih dulu dan mengatakan jika dia tak mempermasalahkan apapun, hanya saja ..."

"Hanya saja?"

"Dia tak menyukai keadaan pertengkaranku dengan Kageyama, lebih tepatnya ia membencinya. Dia bilang begitu kemarin ketika jam istirahat pertama." terang Hinata di akhir.

"Jadi dengan Udai sudah tak ada keributan bukan?"

Hinata mengangguk, membenarkan.

"Kalau begitu baguslah. Tapi jangan berkelahi didepan wanita bahkan sampai membuat wanita terkena imbasnya ya! Terutama Yacchan. Dia panik bukan main kemarin, wajahnya jadi pucat seperti hantu. Keadaan Udai juga mengenaskan, lukanya lumayan kemarin sampai bengkak begitu, tapi kelihatannya dia baik-baik saja walau tak bisa banyak bicara seperti biasanya karena lukanya itu. Dan untungnya dia benar-benar terbiasa dengan keributan yang terjadi terutama ulah kalian berdua. Aku bersyukur dia sering terlibat perkelahian bersama kakaknya jadi fisik dan mentalnya cukup terlatih." sambung Tanaka.

"Dan juga, jangan berkelahi didepan Kepala Sekolah. Berkelahi ditempat lain saja." tegasnya kemudian.

"Baik!" sahut Hinata.

Semuanya yang tak tau soal kejadian itu pun terkejut bukan main ketika melihatnya terluka setelah ia tiba di aula olahraga disaat renovasi sedikit atas bangunan usai hari ini, gadis itu meringis perlahan, lalu yang mengetahui ceritanya pun menjelaskan kepada anak-anak yang tak tau apa penyebabnya.

Bahkan Pelatih Ukai yang sudah melihat lukanya sejak kemarin pun baru tau kejadiannya hari ini, membuatnya tercengang bukan main.

"Hinata, kemari sebentar." panggil Pelatih Ukai setelah obrolan Tanaka dan Hinata usai.

"Untuk latih tanding kali ini, Hinata, kau masuk ke tim B bersama dengan Udai. Sugawara, kuserahkan padamu." ucap beliau pada Suga setelah memberi arahan.

"Baik. Hikari, masih sanggup lanjut?" tanyanya setelah menjawab ucapan sang pelatih, gadis itu mengangguk.

"Hum, serahkan padaku." ucapnya.

"Baiklah, ayo kita mulai. Pastikan kalian tidak terkena dehidrasi. Dan untuk Udai, pastikan wajahmu baik-baik saja agar lukamu cepat sembuh."

"Baik." sahut semuanya.

"Baik, Pelatih." sahut Hikari diakhir.

"Hinata." panggil Yachi.

"Ada apa?" tanyanya setelah menoleh ke arah sang manajer.

"Apa kau baik-baik saja ... Kau dan Kageyama-kun, bahkan Hikari-chan juga, anu ..." paniknya.

"Aku baik-baik saja begitupun Hikari. Dia tak mempermasalahkan apapun juga. Bahkan dia tak marah atau apapun walau sudah terluka begitu karena ulah kami kemarin. Dia sabar seperti biasanya menghadapi kelakuanku dan Kageyama jadi kau tak perlu panik serta khawatir lagi, Yachi-san." jawab Hinata sembari tersenyum, membuat Yachi tersenyum lebar sembari merona saat ini dengan perasaan lega yang terpancar disana.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang