37

2.9K 451 9
                                    

"Dan yang terakhir tentu saja, sang juara bertahan, Shiratorizawa. Dan Ace super mereka, Ushijima Wakatoshi. Begitulah intinya, aku akan menjelaskan lebih detailnya nanti" akhir Pelatih Ukai.

Tatapan sang pelatih kemudian menatap sang gadis andalan Karasuno yang berdiri manis dihadapannya saat ini.

"Udai, nanti kemungkinan aku akan memainkanmu setiap satu set atau lebih disetiap pertandingan jika melawan tim yang kuat untuk mengimbangi yang lain, terutama di pergerakan Hinata dan Kageyama. Kau tau kan maksudku?" tanya sang pelatih padanya.

"Iya, aku tau maksudnya. Tapi apa tak apa, Pelatih? Memainkanku lebih dari satu set ditiap pertandingan?" tanyanya memastikan.

"Kurasa untuk sekarang itu keputusan mutlak dan akan berlaku seterusnya, mengingat kau sendiri sudah bisa mengimbangi Oikawa ketika latih tanding kemarin padahal itu pertama kalinya kau terlibat latih tanding, tapi kau tau harus bergerak seperti apa untuk menyesuaikan anggota tim terutama si duo yang bisa kau seimbangkan dengan sempurna sejak awal sembari mengasah bakat kalian. Kau juga sudah tau sejak awal, jika perjalananmu dengan tim putra sama sekali tidak mudah ketika kau memutuskan untuk berada di tim ini waktu itu setelah aku mendengar cerita dari Takeda-sensei dan juga Daichi. Kau tidak lupa kan?"

Hikari menggeleng tegas.

"Aku masih mengingatnya dengan jelas. Dan aku juga yang memilih ini sejak hari pertama kegiatan klub." balasnya tegas.

Semua tersenyum mendengar Hikari yang sama sekali tak patah semangat dan tetap mendampingi semuanya sekarang. Pelatih Ukai pun tersenyum bangga padanya.

"Kau pasti bisa, aku yakin itu. Semangat terus ya, Udai. Begitupun yang lain! Jangan kalah semangat dengan gadis kecil kita!" titah Pelatih Ukai dengan semangat.

"Baik!"

Namun, sang kapten serta wakil kapten tampak berbinar sembari tersenyum setelahnya dan terlihat jelas mereka sedang memikirkan kelakuan tolol sang pelatih sekarang walau dalam otak benak mereka sedang memuji Pelatih Ukai.

"Kalian pasti berpikir sesuatu yang tidak sopan tentangku, kan? Udai sampai ketawa begitu melihat kalian sekarang." tebaknya ditengah suara cekikikan kecil Hikari ketika gadis itu mengintip dan menatap kedua wajah seniornya.

Namun keduanya menggeleng keras dengan ekspresi wajah yang masih demikian, membuat Hikari makin tertawa receh melihat keduanya dan langsung menghentikan tawa karena tak ingin bikin ulah.

"Yah, begitulah. Lagi pula, mereka adalah empat pesaing tahun ini. Namun, jika melihat ke atas, bukan lurus kedepan, kita akan kehilangan pijakan kita. Tak ada satu tim pun yang menginginkan kekalahan didalam turnamen ini. Semua nya ikut serta untuk meraih kemenangan. Meski kita berjuang keras dalam latihan, ditambah Udai yang memberi koreksi ketika latihan karena dia tau apa saja yang harus kita semua perbaiki ditambah aku juga membantunya untuk menerapkan strategi setelah mendengar apa saja yang dia ungkapkan, yang lain juga pasti akan melakukan hal yang sama walau tak sedetail kita berkat Udai. Lemah atau kuat, mereka semua bertujuan untuk menang. Jangan lupakan itu." tegas beliau.

Sang pelatih kemudian tersenyum.

"Kemudian, jangan biarkan mereka memanggil kita 'Gagak yang tak bisa terbang' lagi." sambung Pelatih Ukai.

"Karena kita akan mematahkan julukan itu dengan panggilan 'Gagak yang bisa terbang dengan impian tinggi' atau apapun kalian menganggapnya nanti. Karena mereka tak tau jika kita punya banyak kartu as terselubung." lanjut Hikari.

Semua mengangguk.

"Udai benar, ayo kita tunjukkan pada mereka!" sahut sang pelatih semangat.

"Baik!"

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang