105

1.4K 211 11
                                    

Kerumunan akhirnya bubar setelah sekian waktu berlalu dan merecoki toko sang pelatih sejak setibanya mereka di sana padahal sudah malam, untungnya sanh Pelatih bisa menghandel kerecokan anak-anak asuhnya seperti biasa.

Hikari yang keluar paling terakhir dari toko pun menoleh ke arah Pelatih Ukai lalu membungkuk sejenak sembari ditunggu oleh anak-anak lelaki kelas satu yang lain, dengan sebuah asoi berisi kue ulang tahun sang kakak di kedua tangannya karena dia memegangnya dengan hati-hati.

"Pelatih, terima kasih banyak buat kuenya. Kapan-kapan aku traktir sake ya sebagai ucapan terima kasih! Nanti ku beri uangnya, beli sebanyak yang Ukai-san mau, bagi-bagi sama Takeda-sensei juga." ucapnya lembut setelah berterima kasih.

"Woah, seriusan?!" hebohnya, Hikari pun mengangguk dengan senyuman merekah karena dia berhasil mendapatkan barang terakhir yang dicarinya hari ini dan beliau berbaik hati langsung membantu dan memberikannya, secara gratis lagi.

"Iya! Kalau begitu aku duluan, Ukai-san. Kakakku sudah menunggu dirumah."

Beliau mengangguk.

"Kalian, pastikan Udai sampai dirumah dengan selamat, ketahuan besok dia datang latihan lecet sedikit saja, kalian berempat yang ku salahkan!" ancam sang pelatih.

Hal itu kontan memancing tawa Hikari namun tidak dengan keempatnya yang langsung berjengit ngeri, kemudian mereka pamit dan mengantar Hikari sampai setibanya mereka dirumah gadis itu tanpa menunggu waktu lama.

"Hikari, sampai ketemu besok disekolah!" ucap Hinata.

"Hum! Sampai ketemu besok, Shoyo. Yang lain juga ya!" balasnya.

Kageyama dan Tsukishima mengangguk sembari melambai kecil, sedangkan Yamaguchi juga ikut melambaikan tangan sembari tersenyum lebar dengan lembut sebelum akhirnya keempat anak lelaki itu berlalu dari depan rumahnya dan Hikari langsung bergegas masuk kedalam rumah.

"Aku pulang! Kakak!" panggilnya setelah mengucapkan salam, sang kakak yang dipanggil pun muncul, menampakkan sosoknya yang saat ini sedang mengintip sembari mengenakan apron dari area dapur ke arah pintu rumah.

"Okaeri! Kakak ada masak makanan nih, makan dulu yuk habis kamu mandi Dek, sekalian rayain!" ajaknya, kebetulan saudaranya itu sedang memasak kecil-kecilan untuk sang adik sebagai ucapan terima kasih juga atas semua kado yang dibelikan untuknya.

"Kakak masak apa? Baunya wangi banget! Oh iya, aku bawa kue nya nih, dijamin Kakak suka! Tadi aku sempat nyicip juga bagian untuk bagian tester alias nyicipnya jadi yang ini masih utuh kok." oceh si kecil yang kini sedang mengoper bungkusan isi kue ulang tahun sang kakak.

"Lihat aja di meja makan Kakak masak apa, woaah! Ini beli dimana? Masih sempat-sempatnya kamu nyari kue jam segini abis latihan, Dek! Ya udah, sana beres-beres dulu terus ke meja makan ya. Nanti kuenya kalau ada lebih, bagi aja ke teman-teman kamu di klub pas latihan besok ya." sahutnya.

Hikari menggeleng.

"Khusus Kakak ini, abisin aja juga gak apa. Buat cemilan malam kalau Kakak laper pas kerja. Soal yang lain aman, bisa aku atur kapan-kapan." sahut Hikari sembari tersenyum simpul ketika keduanya bergerak dengan kegiatan masing-masing.

Sang kakak hanya terkekeh ketika melihat punggung kecil adik perempuannya yang sudah terlihat kokoh itu selama beberapa detik ditengah pergerakannya yang semakin gesit ketimbang biasanya sebelum si kecil kesayangannya itu masuk ke klub voli.

Langkah kakinya pun juga bergerak menuntun tubuhnya bergerak kekamar lalu ngacir ke kamar mandi setelah mengambil handuk serta baju tidurnya yang berupa kaos biasa ukuran oversize lengan sesiku serta celana tidur panjangnya.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang