103

1.5K 223 10
                                    

Bebeapa hari kemudian pun liburan musim panas akhirnya usai, Hikari yang nyaris saja bangun terlambat pun langsung buru-buru siap mengenakan kaos latihan dibalik balutan seragam biasanya dan langsung ngacir serta nangkring di meja makan dengan semua peralatannya yang sudah lengkap untuk latihan pagi ini.

Saudaranya yang melihat kehebohan di pagi hari yang tak pernah berubah jika Hikari selalu demikian pun hanya bisa mengulas tawa dengan lembut ketika adiknya mulai menyempal mulutnya dengan roti.

"Untung kamu siaga bangun pagi terus, Dek. Kalo nggak riweh Kakak." ucap sang Kakak.

"Diem gak? Untung cepet ama gercep nih. Mau denger sekarang ato nanti malem?" tawar Hikari perihal cerita tentang pertandingannya kemarin.

"Nanti malam aja dah, tanggung banget kalo ceritanya setengah-setengah pas jam segini. Gak seru!" sahutnya.

"Ya udah, met nunggu cerita malam ea."

"Nanti Kakak sekalian kasih kamu sogokan makanan, apa aja yang kamu mau deh."

"Serius?!" heboh Hikari setelah menelan roti yang baru saja dikunyahnya.

Sang kakak tertawa.

"Iya, apa aja yang kamu mau nanti Kakak beliin. Udah sebulanan nih Kakak nggak ada nraktir kamu. Kirim pesan mau apa aja kamu nanti ya pas masih di sekolah, Hikari. Biar Kakak beliin kalo kamu telat pulang karena latihan lagi buat babak penyisihan akhir bulan Oktober." jelas saudara kesayangannya yang selalu aja jadi tukang nyogok kalau udah begini ceritanya.

Yah biarpun bisa dibilang sering juga dia disogok sih, nggak cuma di waktu-waktu tertentu doang.

If you know what I meant about this.

"Yes!" pekiknya kemudian, membuat kedua orang tuanya langsung terbahak melihat kelakuannya.

"Sayang, sarapan yang bener. Kamu gak takut telat latihan pagi? Biasanya sering kan latihan pagi apalagi kalau sudah masuk jadwal turnamen?" tanya sang mama, membuat Hikari melihat jam dan jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.

"Waa! Udah jam enam dong!" hebohnya, membuat gadis itu langsung ngebut sarapan serta meminum susu hangatnya.

"Eh iya, lagi gak ada latihan pagi deng hari ini." lanjutnya dengan tenang, namun tetap saja rasa semangatnya pagi ini membuatnya begitu bergelora untuk segera berangkat ke sekolah cepat-cepat.

Kemudian dia langsung menaruh piring kotornya di tempat cuci piring setelah sarapannya selesai, lalu menyelempangkan tasnya dan ngacir ke dekat pintu rumah dan memakai sepatunya.

"Dadah Pa, Ma, Kak! Sampai ketemu nanti malam!" pekiknya setelah memakai sepatu.

"Hati-hati ya, Sayang!" sahut sang papa.

"Iya, Pa!"

"Dek, jangan lupa kirim pesan nanti ya!"

"Iya Kak, iya!"

Hikari langsung membuka pintu rumah dan menutupnya setelah memastikan tali sepatunya terpasang dengan sempurna, lalu dia merenggangkan tubuh serta kakinya sesaat dan langsung ngacir sprint dari rumah menuju sekolah dengan langkah seribu setelah mengambil ancang-ancang awal untuk berlari ditengah udara dingin pagi hari ini yang lumayan menusuk kulit biarpun sedang musim panas.

Kemudian dirinya tiba di sekolah dalam waktu lima menit saja tanpa mengalami keram bahkan sesak sekalipun seperti awal-awal dia mulai sprint dari rumah ke sekolah dikala sang kakak mulai meminjam sepedanya, karena kaki serta nafasnya terasa ringan itu juga berkat hukuman lari yang sering dia lakukan ketika kamp musim panas bersama yang lain, termasuk hukuman diving juga.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang