156

828 136 20
                                    

Hikari kemudian menoleh ke arah Tendou dan menatapnya lekat sama seperti Suga.

"Sial!" keluhnya halus.

Kemudian, para suporter jadi histeris sendiri.

"Aaaa, sial!" keluh si bapak-bapak yang menonton.

"Duh, karena itulah karena harus ada yang berjaga untuk memblok bola."

"Kau tidak lihat? Gadis itu hampir menggapai bolanya tadi. Tapi memang sih, semuanya menyerang itu terlalu ceroboh! Mereka pasti lupa kalau Udai-san sudah kelelahan!"

"Blok yang barusan lumayan efektif!" ujar Oikawa.

"Apa dengan ini hasilnya ketahuan?" tanya Iwaizumi.

Suga berdiri dengan benar begitupun Hikari karena dia masih terpaku dengan posisi dimana dia hampir menyambungkan bola tadi, lalu sang senior angkat bicara kepada Tendou.

"Selanjutnya ... Selanjut nya kami akan lakukan lagi." tegas Suga.

Membuat Tendou menatapnya kesal plus merendahkan, ya pokoknya gampangnya menyebalkan pakai banget.

Bukannya itu terlalu sembrono? Tapi ... Ya udah lah. Batin Hikari, pasrah banget udah.

Macam mau ngelepasin nyawa ke malaikat maut, macam dah rela mati muda dia sekarang rasanya.

Dan tampang Tendou-san ngeselin banget! Rasa pengen ku lempar pakai kulit duren! Batinnya kesal dengan tanda perempatan imajiner kecil muncul di pelipisnya dalam diam.

Dia menoleh ke Suga sejenak.

"Suga-san." panggilnya, membuat sang senior menoleh.

"Ada apa, Hikari?" tanyanya bingung.

Hikari tersenyum.

"Selanjutnya, aku tetap mengandalkanmu."

Mendengar itu, Suga mengangguk paham.

"Serahkan padaku, tak usah khawatir!" balasnya.

Peluit berbunyi diikuti dengan kode pertukaran lapangan oleh wasit, Hikari berjalan lebih dulu diikuti anggotanya yang lain. Dia sebenarnya hampir tak bisa menahan beban tubuhnya sendiri saat ini saking memaksakan diri, tapi setidaknya dia masih bisa mengendalikan diri dengan baik sejauh ini ditengah cucuran keringat yang mengalir.

"Hinata, Udai."

Panggilan Pelatih Ukai membuat Hinata menoleh ke arah beliau dikala dia sedang mengangkut handuk-handuk milik para anggota mengingat Kiyoko sedang mengurus Tsukishima saat ini. Bahkan Hikari yang belum berjalan terlalu jauh pun menghentikan langkah lalu ikutan menoleh dan memutar tubuh ke arah beliau.

"Terus jaga timming blok mu sama seperti Udai yang selalu menjaga semua timing nya tiap waktu, karena tinggi kalian berdua kurang, itu jadi sesuatu yang penting untuk kalian. Kau dengar kan, gadis kecil?" tanya beliau di akhir setelah Hinata mengangguk paham.

Dia juga ikutan mengangguk, sedang mengumpulkan lagi energi sebelum pertandingan sesi kedua di set kelima ini berlanjut. Hikari menyempatkan diri untuk mendekati keduanya agar enak untuk berdiskusi.

Sang pelatih menatap cemas gadis itu karena wajah Hikari sudah menunjukkan rasa lelahnya dan dia sama sekali tak bisa berbohong soal itu tapi ia sedang berusaha saat ini, ingin rasanya beliau mengistirahatkan Hikari se segera mungkin sebelum Kageyama dan Hinata kembali ke lapangan karena keduanya juga membutuhkan bantuannya nanti.

Beliau kembali melanjutkan penjelasannya dikala Hikari meraih salah satu handuk dari Hinata saking gerahnya dia dengan keringat yang bikin lengket saat ini lalu menaruhnya lagi kepada Hinata.

Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang