Ushijima melakukan kembali servisnya dengan pukulan yang cukup keras, Hikari refleks menangkupkan kedua tangannya yang saling menggenggam erat saat ini didepan wajahnya dikala kepalanya tertunduk serta kedua manik matanya yang terpejam sesaat.
Tuhan, kalau kau mendengar doa ku, tolong kabulkan permintaanku yang egois ini. Aku ingin menang bersama semuanya dan ku mohon, jangan patahkan harapan serta keinginan kuat teman-teman yang aku sayangi! Batinnya kuat.
Hikari membuka mata bertepatan dengan Ushijima yang memukul bola dengan kekuatan penuhnya, seluruh bulu kuduknya berdiri ketika ia mendengar dentuman bola yang diciptakan oleh kapten dari Shiratorizawa itu.
Ketika melihat titik incar Ushijima yang mengarah ke area kosong disisi kiri Nishinoya, Hikari meneriaki sang Libero.
"YUU-SAN!" teriaknya melengking.
Nishinoya yang mendengar teriakan penuh harap dari gadis yang ia sayangi itu kontan bergerak setelah Daichi juga meneriakinya.
"Nishinoya!" teriak sang kapten.
Sang Libero bergerak dan dia berhasil menjaga bola yang melambung sempurna.
Servis pembunuh sialan, kalau bukan karena keinginan kuatku ditambah gadisku sudah menaruh harapan penuh, aku pasti sudah kalah dan tak bisa menerima bola ini dengan benar! Batinnya kesal.
Bola melambung ke net lawan, lagi-lagi semuanya dibuat tegang karena Nishinoya tak melambungkan bola ke arah setter, tapi barusan tetap merupakan langkah yang bagus karena dia bisa menahan bola.
Umpan terakhir diberikan Shirabu kepada Leon, Kageyama dengan Tsukishima kontan bergerak dengan arah yang cukup berlawanan ketika tangan keduanya sudah berada di atas net dan berhasil menahan spike Leon, yang dimana bola memantul ke arah Shirabu dan setter dari Shiratorizawa itu tak bisa menahan bola, dan akhirnya Karasuno berhasil membuat skor kembali seimbang.
"Mereka menghentikannya!" pekik anak-anak putri dari tim voli putri Karasuno di tribun penonton ditengah sorak sorai penonton saat ini.
"Mereka menyamakan kedudukan lagi!"
"Hebat sekali!"
Setelah mendapat pujian dari penonton, Tsukishima dan Kageyama malah sempat-sempatnya debat, malah si kang garem ini mulai lebih dulu.
"Hei, bisa kah kau tak menabrakku? Kau bukanlah Hinata atau Hikari jadi melompatlah ke atas, bukan ke samping. Masih mending aku menahan tubuh Hikari kemana-mana daripada kau." tanya Tsukishima kesal.
"Apa?! Aku tidak merasa menabrakmu! Kau saja yang kurang latihan dan jangan bawa-bawa Hikari karena dia sedang menyimpan tenaga disana!" bantah Kageyama.
Ketika Hikari berniat ingin menyela keduanya dari bangku, Tanaka dengan rusuh langsung melompat sembari memegangi kepala kedua junior jangkung nya itu.
"Kalian ini!" hebohnya.
Tanpa sadar, derai tawa halus keluar dari mulut Hikari.
"Mereka benar-benar bikin jantungku mau copot dari tempatnya, tapi setidaknya aku berterima kasih karena mereka berhasil menyamakan kedudukan walau ujung-ujungnya malah debat dan bawa-bawa nama kita, iyakan, Shoyo?" tanya Hikari pada Hinata.
"Kau benar, Hikari. Tapi aku gak sudi namaku dibawa-bawa dan jangan bandingkan kesabaranku dengan kesabaranmu, tau." balas Hinata.
"Dasar anak tidak tau diri." sahut gadis itu.
"Tidak tau diri dari mananya sih?!"
"Mana ku tau, mikir sendiri sana."
Setelah perdebatan keduanya usai, mendadak suara si bapak tua bangka yang sempat anak-anak tim lihat bersama pelatih tadi memekakkan telinga anggota tim dari bangku penonton.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karasuno's Girl on Boy Team of Volleyball [✔]
FanficBook 1 - [Haikyuu x Original Character] Jadi satu-satunya anggota putri di tim voli putra SMA Karasuno? Itu tidak jadi masalah bagi Udai Hikari. Semuanya seakan tak percaya jika kehadirannya di Karasuno jadi pemicu baru bagi anak-anak di tim putra...