BAB 20 - THE LAST ONE

1.8K 333 42
                                    

BAB 20 - MASA LALU THOMAS #1

FLASHBACK
MUSIM PANAS, 1990
PENERIMAAN SISWA BARU FOSTER

ARTHUR Liberth yang saat itu berusia enam belas tahun sedang bersembunyi di balik pohon. Menyembulkan sedikit kepalanya dengan mata menatap tiga orang lelaki yang sedang membully Winston–pria berkacamata dengan rambut cokelat keriting. Ia bisa mendengar percakapan mereka.

“Kenapa kau di sini, Winston?” tanya lelaki berambut hitam, bernama Troy.

“Apa kau dibuang keluargamu?” tanya lelaki satunya.

“Kasian sekali!” ucap yang lain. Tiga lelaki itu tertawa melihat Winston hanya menunduk diam, ketakutan.

“Ti-tidak! Aku tidak dibuang,” jawab Winston memberanikan diri.

“Lalu kenapa wajahmu murung begitu?” Troy masih belum puas. Ia menarik-narik dasi Winston. “Kau rindu ibumu?”

“Mama … mama!” ejek dua teman Troy sambil tertawa.

Winston mengepalkan tangannya. Tiba-tiba ia menatap Troy dengan tajam. “Kalian akan menyesal telah main-main denganku!”

“Wooo … takut!” ledek teman Troy.

“Memangnya kau bisa apa?” Troy menatap marah. “Ingin melawan kami, hah?!”

“Bagaimana ini?” Arthur menatap dengan gelisah. “Aku harus segera menghentikan mereka. Jika tidak ….” Ia meremas tangannya gugup dan kedua kaki Arthur bergerak-gerak tak bisa diam.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu Arthur membuatnya terlonjak kaget. Ia menoleh ke belakang dan mendapati seorang lelaki berambut cokelat dengan mata hijau jernih sedang tersenyum ke arahnya. Dia adalah Thomas Salvatore.

“Bisa bantu aku untuk menolong lelaki itu?” Senyum miring tertarik di bibir Thomas.

“Tapi bagaimana caranya?” Arthur menatap ragu. Thomas kemudian membisikkan rencananya ke telinga Arthur. Lelaki berambut cokelat mahoni itu terlihat kaget. Matanya melebar dan menatap Thomas gelisah. “Apa aku bisa? A-aku tidak yakin aku bisa.”

“Kau harus berani, Lelaki Muda,” ucap Thomas sambil menepuk bahu Arthur.

“Ba-baiklah.”

Lalu Arthur pun keluar dari balik pohon. “He-hey!” teriaknya sambil mengepalkan tangan di samping badan, berusaha menatap tiga pembully itu dengan berani. “Apa yang kalian lakukan di sini?!”

Empat lelaki yang beberapa meter dari tempatnya itu mulai menoleh. Winston terkejut melihat Arthur. Ia langsung mengenalinya.

“Kenapa? Ingin ikut campur?!” tanya Troy dengan malas.

“Ini bukan urusanmu, pergi sana!” ucap lelaki lainnya terlihat kesal. Tangannya bergerak tanda mengusir Arthur.

“Kalian tidak tahu ya di hutan ini ada serigala,” ucap Arthur yang seketika membuat Troy dan dua temannya tertawa terbahak-bahak.

“Kau pikir kami percaya?” Troy menatap Arthur dengan raut mengejek. Dua temannya masih tertawa. Tapi tiba-tiba saja terdengar suara lolongan serigala yang begitu keras. Seketika tawa mereka menghilang, dan ketiga terdiam. Bahkan Arthur sendiri terkejut mendengar lolongan itu.

“Tidak mungkin serigala, haha, itu hanya suara hewan biasa,” ucap Troy dengan kekehan yang tidak yakin.

Namun detik berikutnya, semak-semak di belakang mereka bergerak-gerak dengan cepat. Ketiganya menoleh dengan wajah takut.

“Dia pasti membodohi kita, mana ada serigala.”

"Tapi semak-semak itu ….”

Semak-semak yang mereka tatap pun semakin bergerak cepat. Membuat mata ketiganya tak bisa teralihkan dari sana. Dan tiba-tiba saja, Thomas meloncat keluar dengan mata menjuling dan teriakan yang membuat mereka terkejut.

“RAWWWW!”

“AAAAA!!!” Tiga pembully itu refleks lari terbirit-birit meninggalkan tempat tersebut. Sedangkan Thomas langsung tertawa terbahak-bahak. Tapi baru beberapa langkah, ketiga lelaki yang dikerjai Thomas tersadar kalau mereka sedang dibodohi.

Troy dan dua temannya berhenti melangkah, lalu menoleh ke belakang. “Kita dijahili,” ucap salah satu temannya.

“Kurang ajar! Kalian akan dapat balasannya!” Troy mendekat.

Thomas yang melihat itu langsung melangkah ke depan Troy, mendekati mereka. Wajahnya berubah serius. “Pergi!”
Raut wajah Troy berubah ketika melihat Thomas. Seketika ia menatap malas. “Ayo kita pergi teman-teman. Dia si Aneh Thomas,” ucapnya yang kemudian pergi, disusul kedua temannya. Percakapan masih bisa didengar.

“Si Aneh Thomas? Memangnya siapa?”

“Tetangga yang pernah aku ceritakan. Dia dan keluarganya sangat aneh. Mereka suka sekali mengintip keluar lewat jendela rumah, seperti buronan saja.”

“Ternyata ada orang seaneh dia.”

Thomas menghembuskan napas lelah. Ia kemudian berbalik menatap Arthur dan Winston. “Kalian baik-baik saja?” tanyanya sambil berkacak pinggang dan tersenyum lebar.

“Aku baik-baik saja. Terima kasih,” jawab Winston, lalu menatap Arthur. “Kalau begitu aku pergi dulu.”

Arthur mengangguk. Akhirnya tersisa dirinya dan Thomas.

“Jadi siapa namamu?” tanya Thomas mendekat.

“Aku Arthur Liberth,” jawab Arthur.

Thomas mengulurkan tangannya. “Aku Thomas Salvatore.”

Arthur membelalakan matanya.

“Kenapa?” tanya Thomas melihat perubahan raut wajah Arthur. “Kau kenal aku?”

Namun Arthur segera mengerjapkan matanya dan menjabat tangan Thomas. “Salam kenal.”

“Kau … lulus.” Thomas tersenyum miring. “Ayo kita berteman."

—Bersambung—

Maaf kalau ada typo, kurang feel atau terlalu pendek. Enjoy guys~ jangan lupa vote dan comment, thank you ❤

Salam Fiksi, Saelsa White

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang