Tears - The Daydream
וו×
Lelaki itu memaksa dirinya untuk tenggelam dalam rasa bersalah yang tidak diperbuatnya.
***
ALICE merasakan kakinya mendadak lemas. Matanya mulai memanas, dengan tangan yang bergetar hebat.
Kini ia mengerti arti sesungguhnya dari kata kejam. Dimana orang-orang yang tak bersalah menjadi korbannya. Dan ia harus merasakan perasaan bersalah yang begitu menyiksa. Ia juga korban. Korban atas apa yang tidak diperbuatnya. Sungguh kejam. Dunia mereka dan duninya begitu berbeda. Dan Alice tak tahu, apakah ia bisa bertahan dalam dunia seperti itu? Dunia asing yang tak dikenalnya.
Tapi satu yang pasti berada di depan matanya. Ketidakadilan itu telah membangkitkan gejolak amarah dalam diri Alice. Objek di depannya telah menunjukkan, betapa mengerikannya seorang Zero.
"Siapa yang tega melakukan ini?" Suara Alice bergetar pelan. Tangannya mengepal kuat. Cairan bening di matanya hampir jatuh.
Meskipun tak dapat dipungkiri, Alice juga merasakan getaran takut di tubuhnya. Dan jantungnya sejak tadi berdetak cepat seperti sebuah drum yang dimainkan dengan kasar.
Give me your blood! Or everyone is DIE!
Sederet tulisan yang ditulis dengan darah segar mampu membuatnya ingin berteriak marah. Hanya karena darah, semua ini harus terjadi? Alice benar-benar tak bisa berkata-kata lagi.
Namun bukan itu yang membuat hatinya terasa sesak. Tapi seekor kucing berwarna putih dengan bulu lebat yang tergantung di pinggir tulisan tersebut. Kucing itu di gantung dengan tali yang berada di langit-langit ruangan, persis seperti Maggie.
Darah terus menetes dari leher kucing itu yang hampir putus. Mengotori lantai di bawahnya. Alice hanya bisa menatap nanar pemandangan tersebut. Tubuhnya sudah sangat lemas, tapi Alice berusaha untuk tidak ambruk. Ia ingin bertahan, meskipun hatinya rasanya sudah tak sanggup.
Tapi jika Alice ingat-ingat lagi, ia pernah bertemu kucing tersebut, bersama Maggie.
Samar-samar di ujung lorong, ia melihat sosok kecil yang berlari berlawanan arah dengannya. Bukan anak kecil, tapi seekor kucing berwarna putih cantik yang mempunyai bulu lebat.
Di belakang kucing itu berlari seorang gadis. Sepertinya kucing tersebut melarikan diri dari pemiliknya. "Hey tunggu!" Gadis itu bahkan berteriak menyuruh kucing tersebut untuk berhenti.
Alice yang kebetulan berada semakin dekat dengan kucing putih itu, segera membantu menangkap makhluk bermata kuning tersebut. Gadis yang tidak Alice ketahui namanya segera mendekat. Rambutnya berwarna pirang panjang dan lurus tanpa gelombang. Tergerai indah, lalu bergerak pelan ketika gadis tersebut sedikit membungkukkan badannya karena kelelahan.
"Terima kasih sudah menangkapnya," ucap gadis tersebut dengan senyum ramah.
Alice melihat mata gadis itu, warnanya abu-abu. Melihat mata berbinar di depannya, Alice ikut tersenyum. "Sama-sama." Alice memberikan kucing di tangannya. Lalu ia segera berlalu meninggalkan gadis tersebut dengan kucingnya.
Gadis yang menggedong kucing tersebut menoleh, menatap kepergian Alice. Sampai kucing putih itu kembali terlepas dan berlari menjauhinya.
"Hey! Jangan kabur lagi! Sniffer! Oh ayolah! Kami sudah lelah mencarimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]
VampirgeschichtenSeason 1 dan 2 Ada teror di loker Alice ketika ia mengetahui satu fakta tentang Sean Black, teman sebangkunya yang misterius. Kejadian aneh terus terjadi. Sang pengirim bunga mengincarnya, berusaha mengambil darahnya. Kelompok bermata serigala pun...