Bab 12 - Berusaha Menghindar

63.9K 5.8K 238
                                    

Setiap orang punya rahasia yang tak bisa mereka ceritakan. Sama seperti dirinya, dan diriku.

***

ALICE menatap tetesan-tetesan air hujan yang mengenai jendela UKS. Sejak tadi, hanya itu yang bisa ia lakukan. Ruang UKS begitu sepi. Tidak ada pasien lain selain dirinya. Dan ia tak tahu harus melakukan apa. Ia terperangkap di atas ranjang dengan selang infus yang terasa menyakitkan, terutama ketika ia bergerak dengan kasar.

Sekarang adalah jam pelajaran, jadi wajar saja jika Helen dan Ana tak ada di ruangan tersebut. Mrs. Corey pun sedang keluar, entah kemana. Meninggalkan dirinya sendirian.

Alice menghela napas, nampak bosan.

"Tak ada yang bisa aku lakukan. Jika saja punggungku tidak sakit, aku pasti sudah berjalan-jalan di luar," gumamnya sedikit kesal.

Ia terdiam lagi. Hanyut dalam lamunan. Itu yang sering ia lakukan ketika berada dalam keadaan hening. Matanya masih tak lepas dari jendela di samping ranjang. Mengamati tetesan air yang mengalir dengan lembut.

Apa Sean akan menjengukku saat istirahat? Lagipula aku juga harus berterima kasih padanya.

Tiba-tiba pikiran itu terlihat. Namun detik selanjutnya, Alice tersadar. Ia segera menggeleng dengan keras.

Tidak! Tidak! Tidak! Kenapa aku jadi menunggu lelaki itu? Meskipun ia tak datang menjengukku, aku masih bisa berterima kasih padanya setelah aku sembuh. Aku pasti sudah gila!

Alice mendadak terdiam tanpa suara. Sepertinya ia baru saja mendapat sebuah pemikiran gila yang entah bagaimana bisa menyelinap masuk dalam kepalanya.

Tapi Sean tetap harus menjengukku. Jika dia tidak datang, bagaimana dengan tugas kami? Ya benar! Tugas! Bagaimana pun, dia harus datang untuk menyelesaikan tugas kami.

Alice mengangguk beberapa kali dengan senyum penuh arti. Tiba-tiba lamunannya buyar oleh suara bel yang memecah keheningan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara pintu yang dibuka oleh seseorang. Alice yang penasaran akhirnya menoleh.

"Liam?" Pertanyaan itu mendadak keluar dari bibinya ketika melihat sosok lelaki yang juga membantu Mrs. Corey untuk memeriksa keadaannya.

Liam menyunggingkan senyum menawannya. "Bagaimana keadaanmu, Alice?"

Alice balas tersenyum. "Sudah sedikit lebih baik."

"Baguslah," gumam Liam yang kini sedang berdiri di depan meja Mrs. Corey, sambil menulis sesuatu di buku jurnal yang ada di atas meja.

"Kapan aku bisa keluar dari tempat ini?"

Mendengar pertanyaan Alice, Liam terkekeh. "Kau sepertinya tak betah tinggal di sini."

"Tentu saja. Mana ada yang senang jika terkurung di sini, bahkan untuk satu minggu."

Alice masih tak melepas pandangannya dari sosok Liam. Ia bisa melihat lelaki yang tak jauh dari tempatnya itu kini mulai menutup buku jurnalnya. Lalu berdiri tegak sambil membalas tatapan Alice.

"Itulah jawabannya. Satu minggu. Kau bisa keluar paling cepat satu minggu."

Alice mendengus kesal. "Itu sangat lama."

Liam lagi-lagi terkekeh. "Kau bisa bernegosiasi dengan Mrs. Corey. Bagaimana pun dia adalah doktermu. Aku masih terlalu muda untuk menyandang gelar tersebut.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang