Dia ingin melindunginya, bukan membuatnya terluka. Jadi, jika cinta membuatnya terluka, dia tak ingin melanjutkannya.
***
MALAM ini Sean dan Alice pergi ke atap sekolah. Mereka tak sengaja bertemu di halaman depan asrama. Dan akhirnya mereka memutuskan pergi ke atap untuk melihat pemandangan langit malam dari atas sana.
Alice memejamkan matanya, merasakan angin yang berhembus lembut perlahan mengibaskan helaian rambut panjangnya. Gadis itu kemudian mengeratkan cardigan yang ia pakai ketika rasa dingin berusaha menyapu tubuh kurusnya.
Ia menoleh menatap Sean. "Kau tidak kedinginan?" Gadis itu memperhatikan pakaian yang dipakai Sean. Kaos lengan pendek warna abu-abu polos dan celana jeans warna hitam. Lalu sepatu warna putih.
Sean menengok menatap Alice dengan ekspresi datar. "Aku vampire. Tubuhku sudah dingin sejak kecil. Jadi aku bisa tahan terhadap suhu seperti ini."
Alice mendengus kesal. "Aku lupa." Gadis itu kembali mendongak menatap bulan.
"Kenapa tadi sore ... kau bilang pada teman-temanmu kalau aku sama seperti kalian, para manusia?" Sean memecah keheningan. Alice mengernyit, ia kembali menolehkan kepalanya. Begitu pun dengan Sean.
"Kau mendengarkan pembicaraan kami?"
"Jawab saja," ucap Sean yang tak berniat membalas pertanyaan Alice.
"Tentu saja karena kau sama seperti kami. Kau kan punya mata, hidung, mulut, telinga, kaki, tangan dan hal lainnya yang sama seperti kami. Jadi apa bedanya?" jawab Alice dengan santai.
"Tapi tetap saja aku berbeda, Alice. Aku meminum darah manusia sedangkan kalian tidak, aku tidak bisa tidur sedangkan kalian bisa, mataku bisa berubah sedangkan sedangkan kalian tidak, tubuhku dingin sedingin es sedangkan kalian tidak, dan karena aku Vampire Merah ... aku dianggap tidak punya hati. Aku vampire yang jahat."
Alice tertawa kecil mendengar jawaban beruntun dari Sean. Sedangkan lelaki di sebelahnya terlihat kesal.
"Kenapa kau tertawa?" tanya Sean dengan nada tajam.
"Karena kau lucu, Sean. Kata siapa kau tidak punya hati? Kau punya hati sama sepertiku. Hanya karena orang menganggapmu seperti itu kau jadi percaya omongan mereka? Hey! Kau yang tahu dirimu sendiri, Sean."
Sean tersenyum kecil mendengar jawaban Alice.
"Jika kau tidak punya hati, maka sejak awal kau tidak akan menolongku dari Zero, benarkan? Jika kau vampire jahat, maka kau tidak akan menolongku dari sebuah bola voli, aku benar lagi. Dan kau tidak akan menggendong tubuhku yang berat ini, oke yang satu ini memalukan." Alice tertawa lagi, apalagi ketika gadis itu mengatakan hal tersebut yang menurutnya sangat lucu.
"Kau itu kurus, Alice."
"Terima kasih pujiannya," balas gadis itu sambil terkekeh pelan.
"Tapi benar kata teman-temanmu, aku ini aneh. Kau seharusnya tak usah membelaku seperti itu. Orang-orang takut padaku. Dan aku tidak sebaik yang kau pikirkan."
Alice memutar tubuhnya menghadap Sean, membuat lelaki itu menoleh. "Dengar, Helen takut padamu itu karena tatapan tajammu. Jika kau tersenyum sekali saja di depan mereka, aku yakin mereka akan jatuh cinta padamu. Apalagi jika kau tersenyum pada semua orang di sekolah ini. Dan kau itu tidak aneh Sean. Sikapmu normal-normal saja seperti lelaki pada umumnya. Kalau kau tidak sebaik yang aku pikirkan, kalau begitu katakan ... seberapa jahatnya dirimu? Apa kau lebih jahat dari Zero?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]
VampireSeason 1 dan 2 Ada teror di loker Alice ketika ia mengetahui satu fakta tentang Sean Black, teman sebangkunya yang misterius. Kejadian aneh terus terjadi. Sang pengirim bunga mengincarnya, berusaha mengambil darahnya. Kelompok bermata serigala pun...