Bab 74 - Sebuah Dinding

26.8K 3K 150
                                    

Kau tahu, Sean? Dinding yang memisahkan kita selama ini telah berganti menjadi sebuah kaca. Tapi apakah aku bisa menghancurkannya? Atau aku justru akan terpaku pada wajah di hadapanku?

—ווח

SEAN berlari di belakang Jackson. Menyusuri pohon-pohon di hutan tak bernama itu. Sesekali ia melirik ke arah Cole, Ian dan tiga anak kecil yang nampak berlari berbelok-belok dari pohon satu ke pohon lainnya. Hutan itu adalah tempat biasa mereka bermain. Semua yang ada di dalam tembok itu sudah menjadi rumah mereka. Bahkan binatang yang ada di dalamnya, sudah mereka anggap sebagai teman.

"Ini dia," bisik Cole sambil memelankan langkah kakinya. Sean yang di belakang sontak menghentikan langkahnya dan berjalan seperti biasa. Apalagi ketika melihat tujuh orang di depannya juga mendadak mengendap-endap dan bersembunyi di balik pohon. Bahkan ketiga anak kecil yang tadi sangat berisik seketika bungkam seolah mereka sudah biasa menghadapi keadaan tegang seperti itu.

Sean mendekat, berdiri di samping Jackson dengan kepala menyembul mengikuti kemana tujuh orang itu memandang. Dan saat itu juga dirinya mendapati tembok tinggi yang memisahkan tempat tersebut dari dua dunia.

"Tembok yang harus kita panjat," ujar Jackson meneruskan perkataan Cole yang sempat terhenti. "Kita harus masuk ke ruangan di atas tembok. Kau lihat ruangan beratap itu?" Jackson menunjuk sebuah ruangan yang ada di atas tembok. Jadi tembok tersebut seperti sebuah bangunan yang berfungsi sebagai pagar —yang mengurung desa terlarang.

Di atas tembok —di hadapan Sean ada dua buah ruangan yang entah diisi untuk apa. Dan yang menjadi target mereka saat ini adalah ruangan sebelah kiri. Yang tepat berhadapan dengan mereka.

"Kau dan Cole akan memanjat dan masuk ke ruangan itu." Jackson melirik Sean di samping kirinya. "Aku dan Shane akan menjaga talinya. Carter dan si kembar ganggu dua penjaga di gerbang dalam. Ian pantau terus keadaan sekitar. Jangan sampai ada penjaga lain yang masuk dari gerbang luar."

Mereka semua mengangguk.

"Tapi kita harus menunggu dulu penjaga di ruangan itu keluar. Dan kita hanya punya beberapa menit untuk menyelesaikan misi ini. Sebelum penjaga itu kembali lagi ke ruangannya." Jackson menatap Sean dan Cole bergantian. "Kalian bisa kan melakukannya? Terutama kau, Sean."

Sean menarik salah satu sudut bibirnya. Ia pikir Jackson mungkin menganggapnya pendatang baru yang tak tahu apa-apa. Tapi mereka tidak boleh melupakan bahwa Sean adalah vampire bangsawan. Ia mantan anggota V01. Dan sejak kecil dirinya sudah dilatih sangat keras, jika sewaktu-waktu ia harus terlibat dalam situasi berbahaya seperti ini.

"Tentu saja aku bisa." Sean menegakkan tubuhnya dan menekuk serta menekan jari-jari tangannya, menimbulkan suara nyaring dari tulang-tulangnya.

Jackson, Cole, Ian dan Shane langsung menyeringai. Sepertinya mereka mendapatkan teman baru yang menarik.

"Kalau begitu, Ian!" Jackson memberikan isyarat pada Ian untuk segera memantau.

Ian yang mengerti langsung bergerak memberi hormat. "Siap, Captain!" Lalu ia berlari menuju ke kanan. Bergerak cepat di antara pepohonan. Kakinya berhenti di depan sebuah pohon. Kemudian Ian memanjat pohon tinggi itu. Berjongkok di dahannya sambil mengeluarkan sebuah teropong berwarna hitam yang sejak tadi tergantung di belakang celananya.

"Carter, Milo, Mily!" Jackson menatap tiga anak kecil di depannya sambil berkacak pinggang. "Ganggu lelaki tua itu sekarang!"

"Ay! Ay! Captain!" seru mereka dengan riang. Tiga anak kecil itu pun berlari ke arah kanan. Terus berlari ke ujung dan bersiap di balik pohon yang dekat dengan dua penjaga.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang