Bab 24 - Antara Nekat dan Berani

46.6K 4.9K 260
                                    

Ketika emosi membawa bencana, keberanian yang tertinggal menjadi senjata satu-satunya.

***

BERITA tentang mayat di kamar Alice telah menyebar ke seluruh pelosok asrama. Baik putri maupun putra, guru-guru dan petugas sekolah pun telah mendengar kabar tersebut.

Nama gadis yang dibunuh adalah Maggie Rowan. Kelas 11-A. Murid pintar yang tidak terkenal. Karena itu, ketika orang-orang melihat mayat Maggie di kamar Alice dan Angel, mereka tak mengenalinya.

Tidak hanya Maggie, bahkan dua pemilik kamar menjadi perbincangan seluruh siswa. Dan semua itu semakin buruk saja ketika mereka -yang membicarakan Alice dan Angel, justru menduga kalau keduanya terlibat dalam pembunuhan Maggie. Padahal Alice maupun Angel tak tahu apa-apa.

"Wah, sepertinya kau jadi terkenal, Alice."

Alice menoleh pada Helen sambil mengangkat satu alisnya. "Sepertinya itu bukan pujian."

Helen terkekeh. Temannya itu nampak sedang kesal. Jadi ia tak membalas lagi. Helen hanya khawatir Alice akan mencakarnya jika ia terus menyindir gadis itu.

Tapi tanpa Helen menyindirnya pun, Alice sudah sangat ingin mencakar bibir orang-orang yang sedang berbisik membicarakannya di koridor. Sesekali mereka melirik ke arah Alice, seolah ia adalah bahan bully-an yang siap dikucilkan.

"Kau Alice, kan?" Tiba-tiba seorang gadis menghampiri Alice, diikuti dengan gadis lainnya. Dan semakin banyaklah orang yang berkerumunan di depan Alice. Persis seperti wartawan yang agresif.

"Kenapa mayat itu ada di kamarmu?"

"Apa kau tahu sesuatu?"

"Apa kau mengenal Maggie?"

"Bagaimana bisa Maggie ada di kamarmu?"

"Apa sebelumnya Maggie pernah masuk ke kamarmu?"

"Apa kalian dekat?"

"Bagaimana hubunganmu dengan Maggie? Apa kalian teman? Atau musuh?"

"Sedang ada di mana kau malam itu?"

"Apa benar Angel yang pertama kali menemukan mayat Maggie?"

"Kenapa kau diam saja?"

Pertanyaan beruntun langsung menyerang Alice saat itu juga. Berhasil membuat Alice bingung. Ia hanya bisa menatap linglung orang-orang di hadapannya.

Bukan aku pelakunya. Tapi kenapa orang-orang ini bertanya seolah aku yang telah membunuh Maggie? Alice tak tahu harus menjawa apa. Sungguh ia tak tahu apa-apa. Seharusnya orang-orang itu tidak boleh menuduh tanpa alasan yang kuat. Bahkan pihak sekolah belum mengetahui kenapa Maggie dibunuh dan kenapa ditemukan di kamar Alice.

Tidak! Ini memang salahku. Pelaku itu sengaja membunuh Maggie hanya untuk menakut-nakutiku. Ya, benar. Ini semua karena diriku. Ini semua karena aku!

Pandangan Alice mendadak berubah kosong. Ana yang melihat hal itu segera bertindak cepat. Ia berdiri di depan Alice dan berteriak pada kerumunan orang di depannya. "BERHENTI!"

Raut wajah Ana terlihat sangat marah. Ia tak segan-segan menunjukkan wajah garangnya pada kerumunan orang tersebut.

"Kalian bertanya atau menuduh Alice, hah?! Alice juga tidak tahu kenapa mayat itu ada di kamarnya! Anggap saja mayat itu jalan sendiri ke kamar Alice! Kalaupun Alice tahu sesuatu, ia akan mengatakannya pada pihak sekolah! Jadi jangan bertanya lagi pada Alice! Kalian pikir dia ibu mayat itu?!" Ana akhirnya berteriak. Orang-orang di depannya terlihat kesal. Mereka berbisik-bisik membicarakan Ana, lalu memilih pergi dari tempat tersebut.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang