Bab 71 - Ide Gila

30.9K 3.2K 96
                                    

Kita mempunyai cara. Tapi cara yang nekat itu butuh keberanian tinggi. Dan kita harus siap, jika pada akhirnya hanya ada kegagalan.

—ווח

LELAKI berpakaian serba hitam itu turun dari sebuah mobil yang baru saja berhenti di tengah hutan. Tangannya bergerak, mengangkat sedikit topinya. Sehingga mata coklat itu terlihat semakin jelas. Mata tajam yang dingin, ciri khas seorang Sean Black.

Sean mengedarkan pandangannya ke sekitar. Hanya ada pepohonan di tempat asing itu. Sejujurnya ia tak pernah ke tempat tersebut. Ini adalah pertama kalinya. Dan Sean harus segera menyelesaikan urusannya. Hutan yang gelap memang sedikit menyulitkan lelaki itu untuk melihat arah. Tapi hal itu juga menguntungkannya, agar ia bisa bersembunyi dari sosok-sosok yang sedang berkeliaran di hutan tersebut.

"Di sekitar hutan kota Rogue River. Ya?" Sean bergumam masih dengan mata yang terus mengamati sekitar. "Sebenarnya dimana tempatnya?" Dahi lelali itu mengernyit frustrasi. Namun detik selanjutnya Sean memejamkan mata. Berusaha mengingat-ingat informasi yang didapatnya.

"Kalau tidak salah ... di hutan sekitar sungai." Sean menoleh ke arah samping kanannya. "Sungai ke arah sana." Lalu kemudian ia menoleh ke samping kiri. "Tidak salah lagi."

Tangannya kemudian bergerak mengambil masker hitam di saku jaket. Lalu memasangnya. Membuat wajahnya sedikit tersamarkan. Kali ini tangan Sean masuk ke dalam saku yang berada di dalam jaket. Membuka resleting jaket hitam itu, lalu mengambil sebuah pisau lipat berwarna perak.

Kakinya melangkah, mendekati sebuah pohon di depan mobil. Lalu dengan gerakan cepat, ia menyayat batang pohon itu dua kali. Membentuk sebuah huruf 'X'.

Kepala Sean menoleh, menatap hutam gelap di sebelah kirinya. Matanya yang semula terlihat datar kini menajam, seolah sedang menyakinkan dirinya sendiri. Lalu tangan kiri Sean terangkat menurunkan topinya, berusaha menyembunyikan mata dingin itu. Dan Sean pun mulai berlari. Menebas pohon-pohon yang dilewatinya dengan pisau kecil itu. Namun hanya satu kali sayatan. Sehingga membentuk sebuah garis miring.

Sleb!

Sleb!

Kakinya terus bergerak. Berlari, dan berlari. Berusaha yakin bahwa jalan yang diambilnya adalah benar. Sean juga mencoba menajamkan telingarnya. Mendengarkan suara-suara di hutan tersebut. Lalu saat terdengar suara langkah kaki, Sean segera bersembunyi di balik pohon. Bahunya naik turun. Napasnya terdengar memburu. Namun ia berusaha meredam suaranya. Bahkan saat dirinya kembali bergerak, ia berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun.

Sean kembali bersembunyi. Apalagi ketika cahaya dari senter seseorang mulai terlihat di sisi lain tempatnya.

Para penjaga! Perkiraanku tidak salah. Ini memang mengarah ke tempat yang benar.

Ia melirik sekitar dengan waspada. Aku harus cepat! Lalu dirinya kembali bergerak. Lebih cepat dan lebih cepat lagi. Berlari tanpa suara mendekati pohon yang lain. Lalu ia bersembunyi lagi. Cahaya senter di hutan tersebut pun semakin lama semakin banyak. Bergerak bersamaan dengan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya.

Sial! Sean mengumpat. Ia mulai kebingungan. Kepalanya kemudian mendongak. Ia bergerak cepat naik ke atas pohon. Napasnya terdengar memburu. Ia nampak kelelahan. Sambil fokus menatap ke bawah, Sean membuka sedikit maskernya. Lelaki itu terlihat seperti sedang berpikir.

Mereka tak mungkin mematuhi peraturan dan hanya diam di sana. Setidaknya akan ada beberapa anak yang penasaran dan ingin mengetahui dunia luar. Mereka pasti punya sebuah jalan rahasia. Sean mengedarkan pandangannya. Menatap sekitar yang hanya di kelilingi pepohonan.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang