Bab 15 - Hari Ulang Tahun Sekolah

58K 5.3K 262
                                    

Semua yang terjadi bukanlah salahnya. Tapi dia mencoba untuk tak melakukan kesalahan dengan cara menghindar.

***

HARI ini adalah hari sabtu, dan hujan baru saja selesai mengguyur kota yang berada di bagian selatan Oregon itu. Alice dan kedua temannya kini sedang dalam perjalanan menuju kota untuk membeli topeng. Mereka menggunakan kendaraan bus milik Sekolah Asrama Foster —tentu saja, untuk sampai ke sana.

Kenapa mereka membeli topeng? Tentu saja karena besok adalah hari ulang tahun sekolah. Akan ada pertunjukan dari ekskul-ekskul di Sekolah Foster yang akan berlangsung dari pagi hingga sore. Namun acara tersebut tidak untuk orang luar. Hanya warga sekolah saja yang meramaikannya. Dan malamnya, akan ada pesta topeng. Itu adalah topik terhangat saat ini.

Sejam yang lalu, Alice baru saja selesai memilih gaun untuk besok malam. Ia tidak membelinya, tapi sekolah sendiri yang mempunyai sebuah ruangan khusus untuk pakaian resmi dan memang dipinjamkan untuk murid-muridnya jika ada acara seperti itu. Alice sedikit beruntung akan hal itu, setidaknya ia tak perlu mengeluarkan uang untuk sebuah pakaian mahal.

Alice yang duduk satu bangku di depan Helen dan Ana, terlihat sedang asik menatap ke luar jendela. Hujan benar-benar sudah berhenti, dan kini hawa dingin sore itu sedang menguasai kota tersebut. Rasanya, hawa dingin seperti mencoba untuk menusuk kulit dan membuat orang-orang mengigil. Namun entah kenapa, Alice justru menyukai sensasi tersebut.

Entah kenapa pesta topeng yang sedang diperbincangkan di sekolah tak sedikit pun membuat Alice semangat. Apa mungkin karena Sean tak masuk lagi hari ini? Alice harap bukan itu penyebabnya. Walaupun tak dapat dipungkiri, ia merasa kecewa mengetahui usahanya semalam ternyata sia-sia.

Topi dan masker itu, ternyata Sean yang menunjukkanku jalan menuju asrama saat aku tersesat. Lalu sepatu itu ... dia juga yang menggendongku ke kamar ketika aku pingsan setelah melihat kegiatan mengerikan Angel. Alice tersenyum tipis mengingat fakta tersebut.

Selama ini Sean selalu menyelamatkanku. Aku bahkan tak pernah melakukan apapun untuk membalasnya. Aku hanya bisa menyusahkannya. Lalu kenapa dia harus menghindar sejauh ini? Dia tak melakukan kesalahan apapun. Lalu apa yang dia khawatirkan? Alice mengerutkan keningnya sambil terus mengamati pemandangan di luar.

Apa ini ada hubungannya dengan sesuatu seperti vampire atau apalah itu? Jika masalahnya begitu serius, seharusnya dia mengatakannya padaku. Kenapa dia tak mencoba membuatku mengerti?

Alice mengusap poninya yang panjang ke belakang dengan sedikit frustrasi. Tak terasa pohon-pohon yang sejak tadi memenuhi pandangannya kini mulai digantikan dengan gedung-gedung yang berjejer di sepanjang jalan. Bus sekolah berwarna kuning tua itu pun perlahan berhenti di sebuah halte bus.

Helen dan Ana segera beranjak berdiri, disusul Alice yang kemudian berjalan di belakang mereka. "Woah! Akhirnya aku bisa bebas juga!" Helen berseru senang sambil menatap langit. Alice dan Ana seketika tertawa, dan mereka pun segera menjelajahi tempat tersebut.

Terlihat deretan pertokoan, restoran bahkan bioskop, berdiri rapi di sepanjang jalan. Belum lagi, matahari yang terus tenggelam digantikan sang rembulan tak berhasil menyurutkan keramaian kota.

"Ayo cepat kita harus memilih topeng untuk besok malam." Helen sudah tak sabar. Dia segera menyeret kedua temannya untuk segera melangkah.

Mereka masuk ke sebuah toko topeng yang terlihat sedikit tua. Namun karena hal itulah, ketiga gadis itu tertarik untuk masuk ke toko tersebut. Ketika mereka masuk ke toko, suara lonceng terdengar bersamaan dengan membuka dan menutupnya pintu toko.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang