Bab 34 - Emosi

37.1K 4.6K 505
                                    

Dia marah dan takut. Dan ia sadar, perasaan itu begitu menyiksanya.

***

TIGA puluh menit yang lalu ...

GAME OVER!

Alice meremas kertas di tangannya dengan wajah kesal. Ia lalu membuang kertas tersebut ke sembarang tempat. Ini mungkin akhir dari permainan Zero. Dan ia tak tahu siapa yang akan jadi pemenangnya. Apakah Alice bisa mengalahkan monster seperti Zero. Atau justru Zero lah yang berhasil memakannya.

Tapi yang jelas, misinya sekarang adalah menyelamatkan Ana. Jika akhirnya ia akan dimakan juga, yang penting Ana selamat.

Alice perlahan mengambil ponsel putihnya di saku rok. Ia lalu mencari nomor Helen.

To : Helen
Pergi temani Lexi. Aku dan Ana akan menyusul. Jangan tinggalkan Lexi sendirian.

Send!

Alice kemudian mencari nomor Sean. Ia terdiam. Terlihat bimbang, apakah ia harus memberitahu Sean atau tidak. Ia bingung. Tapi pesan lelaki itu terus terngiang-ngiang dalam pikirannya. Begitu pun dengan perkataan Zero yang menyuruh Alice datang sendirian.

Tapi Alice tak punya waktu lagi untuk berpikir. Gadis itu segera mengetikkan sebuah pesan pada Sean.

To : Beruang es
SOS!

Send!

Lalu sebelum memasukkan ponselnya ke dalam loker, Alice mengetikkan sesuatu namun ia sengaja tak mengirimnya.

To : Beruang es
Bagian utara hutan Howard!

Alice kemudian memasukan kunci dan ponsel tersebut ke dalam loker, lalu menutupnya. Alice yakin Sean akan membaca pesannya dan akhirnya menemukan Alice jika nanti sesuatu yang buruk terjadi pada gadis itu.

Setelah itu, Alice langsung berlari menuju halaman belakang asrama, dimana hutan howard berada.

Bersamaan dengan itu, David berlari menyusuri lorong asrama Putri dan hendak menuju atap sekolah. Ia akan memberitahu teman-temannya tentang pelaku yang sebenarnya.

Namun langkah David terhenti secara mendadak. Mata kuning yang tertutupi lensa coklatnya nampak tertuju pada satu titik.

Alice.

Ia melihat Alice berlari di halaman belakang asrama, menuju hutan Howard. "Bukankah itu Alice? Mau kemana dia?" David mengernyit bingung. Namun detik selanjutnya ia menggeleng dan kembali menggerakan kakinya.

"Aku harus cepat menemui Liam dan yang lainnya."

Baru saja kakinya bergerak beberapa langkah, ia kembali berhenti. Sesuatu tiba-tiba masuk ke dalam pikirannya.

"Max, kau ingat waktu itu Zero membawa bunga mawar merah dan pergi ke arah lorong khusus loker?"

"Tak lama ini aku melihat Alice membawa bunga mawar merah juga. Apa menurutmu itu bunga dari Zero?

"Apa pembunuh itu mengincar Alice?"

"Zero!" David segera menoleh pada Alice yang masih berlari dan sekarang mulai memasuki hutan. Tanpa pikir panjang, ia memutuskan untuk mengikuti Alice. Ada sesuatu yang tak beres dan ia harus memastikannya sendiri.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang