Bab 1 - Kampung Halaman

161K 11.6K 1.1K
                                    

Ketika ingatan tak sanggup berkata, maka hati yang akan berbicara.

וו×

ORANG-ORANG berkata, kemampuan ini disebut dengan Psychometry. Kemampuan psikis dimana seseorang dapat merasakan atau 'membaca' sejarah suatu benda dengan cara menyentuhnya. Pada umumnya orang akan berpikir menyenangkan jika memiliki kemampuan tersebut. Tapi tak sedikit juga yang menganggap aneh kemampuan itu. Bahkan mungkin ada yang merasa takut dan akhirnya memilih menghindari orang berkemampuan Psychometry.

Berbeda dengan yang dirasakan Alice Fletcher. Gadis itu membenci kemampuan yang ia miliki sejak kecil. Mungkin seharusnya ia bersyukur karena tak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Tapi yang ia dapat dari kemampuan itu bukanlah sesuatu yang indah.

Melihat kenangan tergelap seseorang? Siapa yang tahan? Itu alasan kenapa Alice tak menyukai kemampuannya. Ia bisa melihat kenangan menyakitkan, menyedihkan, bahkan hingga menyayat hatinya. Dan di dunia ini, tak ada orang yang ingin merasakan semua itu.

Alice sudah mencobanya. Mengerti dan menyesuaikan diri dengan kemampuan tersebut. Tapi itu sulit. Seolah hidupnya berbanding terbalik dengan kehidupan yang seharusnya. Ia merasa berbeda. Dan ia merasa tak normal.

"Apa hari ini Alice menangis karena melihat kenangan seseorang lagi?" Rose -Ibunya, berjongkok di depan Alice, berusaha mensejajarkan tinggi badannya. Alice yang saat itu masih berusia 4 tahun hanya mengangguk kecil.

"Apa yang Alice lihat?"

"Kucing Emma mati tertabrak mobil."

Rose menghela napas lelah. Ia melihat mata gadis kecilnya itu mulai berkaca-kaca, dengan bibir cemberut.

"Alice dengarkan Mom," -Rose memegang kedua bahu Alice- "ketika kau besar nanti, kenangan yang akan kau lihat akan lebih rumit dan menyakitkan."

"Lalu Alice harus bagaimana?"

Rose terdiam, cukup memakan waktu untuk berpikir. "Alice harus ingat perkataan Mom." Wanita itu kembali menatap mata jernih Alice dengan tatapan yakin dan sarat akan kepatuhan.

"Alice tak boleh menyentuh tangan seseorang. Jika orang lain ingin berjabat tangan dengan Alice, maka lakukanlah secepat mungkin. Jangan takut, dan jadilah lebih kuat. Alice mengerti?"

Saat itu Alice masih sangat kecil. Tak mengerti dengan semua yang terjadi pada dirinya. Dan yang bisa ia lakukan hanyalah menangis di depan teman-temannya. Ia tak bisa menahan rasa takut yang muncul secara tiba-tiba.

Hingga perkataan Rose menjadi mantra tersendiri untuk Alice. Jangan menyentuh tangan seseorang, dan jangan takut. Jadilah lebih kuat.

Saat itu Alice mungkin tak bisa menghilangkan pemikiran teman-temannya bahwa Alice adalah anak yang aneh. Ia pun tak bisa menghilangkan jarak antara dirinya yang telah terlampau jauh dengan teman-temannya. Tapi setidaknya, Alice bisa menghadapi rasa takutnya. Agar di masa depan nanti, ia bisa bersikap normal seperti orang lain. Meskipun ia harus berpura-pura, tapi itulah kenyataannya.

"Oke kita sampai."

Mobil sedan hitam itu berhenti di depan sebuah rumah. Rose melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobil. Alice yang duduk di sampingnya masih terdiam sambil menatap ke arah rumah sederhana yang nampak berantakan, terlihat dari rumput liar yang tumbuh di halaman depan.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang