Bab 60 - Tessa Gray

41.1K 3.8K 333
                                    

Seorang teman tak mungkin membiarkan temannya jatuh ke lubang yang salah.

ווח

INI bukan pertama kalinya Alice merasakan ketegangan seperti ini. Dimana rasa takut berusaha menguasai tubuhnya yang mati-matian mencoba untuk bersikap berani. Tapi reaksi Alice pada suara siapapun di belakangnya tak bisa menutupi rasa takut itu. Matanya membulat dan tubuhnya berubah kaku. Alice terkejut, namun ketakutan lebih mendominasinya. Ia berusaha mencari keberanian yang tersisa. Dan dengan jantung yang berdetak gugup, Alice menoleh, melihat seseorang yang berhasil menangkapnya.

Entah ia harus menjerit atau memohon, tapi orang yang kini berdiri di hadapannya telah sukses membuat tubuh Alice mati rasa. Alice tak tahu, harus berpura-pura tak mengenal sosok itu atau malah membiarkan semua getaran di tubuhnya terlihat jelas. Karena nyatanya ... gadis yang ada di depannya itu adalah orang yang menguncinya di kamar mandi dan yang mendorongnya di tangga. Gadis berambut ikal dengan warna coklat ke-orange-an yang sedang tersenyum miring ke arah Alice.

"Alice Fletcher," panggil gadis tersebut dengan raut wajah yang tiba-tiba berubah datar.

Alice yang dipanggil sedatar itu langsung meneguk ludahnya susah payah. Ia berusaha untuk berpura-pura tak mengenal gadis itu. "Y-ya? Kau ... siapa?"

Gadis itu kembali tersenyum miring. Lagi, perubahannya berlangsung dengan sangat cepat. Namun kali ini diikuti tawa menyeramkan. Dan dalam detik selanjutnya, gadis itu kembali berwajah datar. "Kau tak perlu berpura-pura tak mengenalku. Dari reaksimu saja, aku tahu ... kau sudah mengenali diriku."

Alice yang berada di jalan buntu, berusaha seberani mungkin untuk menghadapi gadis tersebut. Ia segera mengepalkan tangannya, berharap getaran takut itu akan hilang. "Baiklah. Aku mengenalmu. Kau yang mengunciku, dan mendorongku. Sekarang apa maumu?!" Alice takut ia salah bicara. Alice takut, perkataannya justru membawa ia ke dalam perangkap yang sesungguhnya.

"Aku?" Gadis ikal itu menyeringai. "Ingin melenyapkanmu."

Alice merasa pasokan oksigen mulai menipis. Apa tadi ia salah bicara? Lagipula kenapa gadis tak dikenal itu tiba-tiba ingin melenyapkan Alice?

"Sebenarnya siapa kau? Aku tak mengenalmu. Dan kau tiba-tiba ingin melenyapkanku?!" Alice menuntut penjelasan pada gadis yang kini kembali memasang wajah datar.

"Aku Tessa Gray." Gadis itu melipatkan kedua tangannya di dada. Mengangkat dagunya, terlihat angkuh. "Dan aku tak suka jika kau merebut apa yang seharusnya menjadi milik Angel," ucap gadis itu lagi tanpa ekspresi.

Alice yang masih belum mengerti sepenuhnya, mengernyitkan dahi pelan. "Angel? Apa kau fansnya?"

Tiba-tiba saja Tessa melotot marah. Membuat bulu kuduk Alice meremang ketakutan.

"Apa kau bilang?! Fans?!" Tangan Tessa mengepal kuat. Nadanya terdengar tak percaya. "Jangan samakan aku dengan orang-orang yang bahkan tak tahu seperti apa Angel! Jangan samakan aku dengan orang-orang yang bahkan tak bisa setia padanya!"

Alice meneguk ludahnya gugup. Ia segera mengangguk kaku. "Ma-maaf aku tak tahu."

Raut wajah Tessa kembali berubah datar. Kali ini perubahannya tak terlalu cepat. Seolah menunjukkan bahwa emosinya sudah berangsur-angsur mereda. "Aku tak ingin membuang waktu lagi. Akan kulenyapkan kau sekarang!"

Alice kembali melotot terkejut. "Tu-tunggu dulu!" Ia segera mengangkat tangannya, seolah menahan tubuh Tessa yang ingin beranjak mendekat. "Aku masih belum mengerti. Apa ini semua tentang masalah Sean?"

Usaha Alice berhasil. Tessa mengurungkan niatnya dan kembali merubah posisi melipat tangan di depan dada. Tubuhnya terlihat lebih santai dari sebelumnya.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang