Bab 20 - Mawar Merah

58.2K 5.3K 378
                                    

Moonlight Sonata - Beethoven

[Yang mau tahu lagunya, tapi males cari di google, cek ig author. Ada video bab 20]

***

Warna merah yang ditinggalkannya melambangkan darah. Dan ia tahu, ada yang haus akan darahnya.

***

KEGELAPAN berhasil menelannya. Dalam warna monoton yang tak berujung, tubuh Alice terdiam kaku. Seolah buta, ia tak bisa melihat apapun. Hanya kegelapan yang mengisi. Hingga perlahan mulai menipis, membawa siluet-siluet cahaya yang semula samar, kini terlihat jelas.

Dalam sebuah ruangan bergaya klasik, Alice melihat gadis itu. Di sinari oleh cahaya rembulan yang masuk dari jendela besar yang tak tertutup gorden. Dengan gaun putih panjang, gadis itu tampak seperti seorang putri. Begitu cantik dan menawan.

Namun gadis itu tak sendiri. Seorang pria berdiri di belakangnya. Bermata coklat dengan kulit putih pucat. Sampai Alice mendengar, pria tersebut berbicara, "Aku akan melindungimu. Kau tenang saja." Bisikannya bagaikan angin malam, begitu dingin namun meninggalkan desiran tegas di setiap katanya.

"Aku tidak akan tenang sebelum keinginanku tercapai." Suara merdu gadis itu menyatu bersama hembusan napas mereka. Begitu sunyi dan sepi.

"Lalu apa keinginanmu?" Mata coklat gelap bagaikan sang malam itu menatap paras cantik sang gadis.

"Aku ingin menguasai semua vampire di negeri ini. Melatih mereka agar lebih kuat dan ganas."

Mata gadis itu menajam. Seolah ada kobaran api di sana. Keseriusannya membawa kembali keheningan diantara mereka.

"Apapun untukmu asalkan kau menjadi permaisuriku." Sang pria mengajukan syarat.

Sebuah senyuman yang terlihat begitu cantik itu membawa ketegangan pada Alice. Entah kenapa.

"Tentu saja akan kulakukan."

Jawaban yang mengalun indah pun tak membuat rasa bahagia membuncah dalam diri Alice. Untuk kesekian kalinya, Alice tak tahu kenapa. Menurutnya, permintaan gadis itu bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan.

Perlahan, hembusan angin membuat samar semua siluet yang ada. Seperti sebuah film, adegan pun pergi silih berganti. Dan adegan lain akan muncul. Namun Alice melewatkannya sendirian. Film pun telah berakhir. Dan ia tak tahu bagaimana akhirnya.

Hingga kegelapan menguasai. Dan ia masih berdiri di tempatnya. Tak ingin bergerak. Hanya menunggu.

Sampai akhirnya, Alice mendengar jeritan sakit yang memilukan. Hatinya teriris. Dan telinganya seperti ditusuk-tusuk.

Ini menyakitkan. Aku mohon berhenti! Alice membatin.

Namun, raungan penuh penderitaan itu semakin menjadi. Ia ingin berteriak. Tapi tak bisa.

Hingga secercah cahaya muncul, tepat berada di atasnya. Kini Alice bagaikan tersangka yang siap di interogasi.

Kebingungan menguasainya. Rasa frustasi mengejar. Dan jeritan itu tak pernah berhenti. Hingga cahaya lain muncul. Silih berganti.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang