Bab 67 - Latihan

34.7K 3.3K 121
                                    

Setiap harapan menyimpan sejuta kenyataan. Dan ia berharap, satu kenyataan itu akan membalikkan keadaan.

—ווח

ANA menatap gusar Alice yang kini merengek meminta diajarkan teknik taekwondo. Padahal hari ini bukan jadwal latihan klub tersebut. Alice bahkan sudah bersiap dengan seragam taekwondonya lengkap. Dan Ana hanya bisa menatap Alice dengan kernyitan di dahi. "Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa harus berlatih setiap hari?"

Alice menghela napas lelah. Matanya melirik ke arah lain. Bagaimana pun juga ia tak bisa menceritakan yang sebenarnya pada Ana. Atau bahkan pada Lexi dan Helen. Ia benar-benar tak bisa. Tapi sekarang bagaimana dirinya menjelaskan pada Ana. Ia tahu, Ana tak akan semudah itu percaya pada kebohongannya.

"Aku hanya ingin bisa bela diri," cicit Alice terdengar tak yakin. Namun dirinya tak bisa mencari alasan lain. Dan Alice juga tak bisa menyerah. Setiap kali ia mengingat hari keberangkatannya ke mansion vampire Merah, tubuhnya mendadak bergetar ketakutan. Dan Alice benci jika dirinya sudah seperti itu. Satu-satunya cara yang bisa ia lakukan saat ini adalah melatih dirinya agar bisa melawan.

"Aku tahu bukan itu alasanmu." Sekali lagi Ana melayangkan tatapan mendesak. Berharap akhirnya Alice akan mengatakan yang sebenarnya. Namun gadis berambut coklat itu memilih jalan untuk bungkam.

Lexi dan Helen yang berada di belakang Ana hanya bisa menatap Alice bingung. Terutama Lexi. Gadis itu benar-benar yakin bahwa apa yang didengarnya kemarin berhubungan dengan sikap Alice sekarang. Jika memang ada yang berniat membunuh Alice, bukankah seharusnya gadis itu melapor ke polisi? Atau setidaknya menceritakan kepada mereka apa yang terjadi? Lexi benar-benar tak mengerti, kenapa Alice terus menyembunyikan hal tersebut? Terutama dari mereka yang jelas-jelas teman dekatnya.

Alice masih tak menjawab. Diam dengan wajah cemberut. Ana yang melihatnya akhirnya menyerah. Ia menghela napas dan mengangguk pasrah. "Baiklah. Tapi hanya sebentar."

Senyum lebar langsung terukir di bibir Alice. Gadis itu mengangguk semangat dan segera menarik Ana menuju ruang klub taekwondo. Sedangkan Helen dan Lexi memilih tak mengikuti mereka. Keduanya memutuskan berbalik dan berjalan ke kantin.

"Hanya sebentar, Alice. Satu jam."

Alice lagi-lagi mengangguk. Yang penting dirinya bisa terbiasa dengan gerakan bela diri itu.

Tak memakan waktu lama, akhirnya mereka sampai di ruangan taekwondo. Rasa hangat yang langsung menyelimuti tubuh mereka membuat keduanya langsung menghela napas lega. Ana segera melepas mantelnya. "Aku akan ganti baju dulu."

Alice mengangguk dan segera melakukan pemanasan. Ruang klub mereka mempunyai kamar ganti sendiri. Rata-rata klub olahraga memang seperti itu. Tak menunggu lama, Ana kembali dengan seragam yang sama seperti Alice, hanya saja dia memakai sabuk berwarna hitam. Gadis berambut coklat mahoni itu kemudian mengambil dua buah Pyongyo.

"Baiklah. Ayo kita mulai."

Alice bersiap melakukan tendangan dan pukulan seperti yang dua hari lalu ia lakukan. Gadis itu berusaha mengeluarkan kekuatan penuhnya. Dan ia tak akan lupa, bahwa yang akan ia lawan nanti bukanlah manusia. Tapi vampire Merah yang lebih kuat dari dirinya. Bahkan mungkin lebih kuat lagi.

***

"Aku benar-benar tak mengerti, sebenarnya apa yang terjadi dengan Alice?" Helen menatap Lexi —yang duduk di depannya, sambil memasukkan potongan kue ke dalam mulutnya.

Lexi yang ditanya hanya terdiam. Lebih terlihat seperti sedang berpikir. 
"Dua hari yang lalu, V01 datang ke Foster. Mereka bertemu Alice, Sean dan V02."

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang