Bab 88 - Sisi Alice

24.3K 3.4K 248
                                    

Waktu tak bergerak mundur untukku. Begitu pun dengan aku, yang tak ingin mengulang waktu.

—ווח

NF - Goodbye

SEMINGGU yang lalu.

"Richard." Aku menatap pria bertopi koboi itu. "Aku ... harus bagaimana?" Suaraku hampir bergetar putus asa. Sedangkan kulihat Richard menaikkan satu alisnya, bertanya.

Aku sudah memikirkannya. Berbagai pertanyaan yang tak pernah kutemukan jawabannya. Sean rasanya sudah pasrah. Kami kehilangan cara. Kami tak menemukan apa-apa. Sekarang apa yang harus aku lakukan? Sedangkan Sean sedang terancam bahaya.

"Apakah ada cara lain untuk membatalkan hukuman Sean?" Aku bertanya lagi dengan lebih jelas. Kulihat Richard mulai mengerti maksudku.

"Ikut aku." Richard berjalan menuju pintu belakang. Aku segera menyusulnya.

Kami sekarang ada di sebuah halaman luas. Beberapa meter dari teras rumah, terpasang pagar kayu berwarna hijau. Aku bisa melihat beberapa rumah lain di luar pagar. Orang-orang juga nampak sedang beraktivitas seperti biasa. Vampire dan manusia saling membantu.

"Aku sebenarnya tak ingin memberitahumu tentang hal ini. Tapi kau terlihat begitu putus asa." Richard melangkah menuju pagar. Aku mengikutinya di belakang. Ya, aku memang putus asa. Aku hampir menyerah.

"Kau harus tahu, aku tak pernah berharap kau akan melakukan ini."

Aku mengernyit tak mengerti. "Melakukan apa?" Kutatap Richard ketika aku sampai di sampingnya. Pria paruh baya itu sedang menumpukan kedua siku di atas pagar, sehingga tubuhnya sedikit membungkuk, lebih pendek.

"Kau tahu apa yang membuat Sean dihukum?" Richard tak menoleh. Asik menatap ke depan dan sesekali tersenyum ke arah orang-orang yang menyapanya.

Aku ikut menatap kemana ia memandang. Sambil memikirkan pertanyaannya dengan serius. "Karena dia melanggar peraturan, dengan membawaku kabur?" jawabku terdengar seperti pertanyaan.

Kulihat Richard mengangguk pelan. "Itu salah satunya. Alasan lain karena dia telah jatuh cinta padamu."

Aku sempat terkejut. Namun alisku dengan cepat mengkerut. Perkataan itu rasanya tak asing. Aku ingat, aku pernah membacanya dalam ingatan Zero. Seorang vampire memang tidak boleh jatuh cinta pada manusia.

"Aku pikir ... itu hukuman untuk vampire yang menentang peraturan."

"Ya, itu salah satunya. Tapi hukuman cambuk tiga bulan ini berlaku untuk para vampire yang mencintai manusia, namun mereka tak bisa bersama. Lebih berat dari sekadar menentang peraturan biasa."

Jujur, aku tak bisa berkata-kata.

"Hukuman itu bisa dihentikan jika Sean berjanji untuk tidak mencintaimu. Itu pun setelah tiga bulan masa hukumannya." Richard menatap ke depan, ke hamparan rumput hijau. "Kau ingat tentang Peraturan Bangsa Vampire?" Pria itu melirik sebentar ke arahku.

"Manusia yang mengetahui tentang identitas vampire harus dibunuh," cicitku pelan.

Richard kembali mengangguk. "Kau mungkin bisa selamat dengan darah pertama, tapi Sean tidak. Akan sangat bagus jika ia bertahan setelah tiga bulan. Tapi itu sulit, apalagi jika yang menghukumnya adalah seorang vampire yang kuat."

"Lalu aku harus bagaimana?" Aku menatapnya frustrasi. Aku tahu semua perkataan Richard memang benar. Karena itulah batinku semakin tersiksa ketika memikirkan Sean akan terluka.

"Kau tahu apa penyebab semua masalah ini?" Richard menatapku dengan serius. Aku tak ingin menjawab. Terlebih aku tak tahu jawabannya.

"Kau."

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang