Bab 10 - Rahasia Sean Black

69K 6.8K 272
                                    

Carter Burwell
Ost Breaking Dawn Part 2

———

Kenyataan yang tak pernah ia temui sebelumnya, ternyata sudah berdiri di hadapannya. Bahkan sebelum ia sadar, kenyataan itu siap membawanya pada kematian.

***

KINI keadaan lapangan yang berada di belakang asrama terlihat begitu ramai. Murid-murid kelas sebelas masih menunggu Mr. Liberth dan guru-guru lainnya hadir di tempat tersebut. Begitu pun dengan Liam dan teman-temannya.

Sebagai ketua dan orang yang lebih dewasa dari teman-temannya, Liam berusaha mengingatkan keempat lelaki itu untuk selalu berhati-hati dengan apa yang sering mereka lakukan di hutan. Dan kini tinggal dua orang yang belum ia berikan nasihat. Siapa lagi kalau bukan Austin dan Dustin. Dua saudara kembar itu tengah asik berbincang dengan Alice.

"Austin! Dustin!" Ia berteriak sambil menggerakan tangannya, menyuruh kedua orang itu untuk mendekat. Austin dan Dustin yang mengerti maksud isyarat Liam segera berlari menghampirinya.

"Ada apa, Bos?" tanya Austin sambil berlagak hormat pada Liam. Sedangkan laki-laki berambut coklat di depannya hanya memutar mata, tak berniat meladeni sikap Austin.

"Kalian, tidak meninggalkan jejak apapun di hutan, 'kan?" Liam berkacak pinggang di hadapan kedua saudara itu.

Austin tersenyum miring. "Tenang saja! Tidak ada jejak! Semuanya beres," seru lelaki itu yang segera diangguki adiknya.

"Yap! Semuanya sudah beres!" Dustin berseru menimpali. Namun senyuman bangga itu tak luput dari tatapan curiga Liam.

"Kalian yakin? Awas saja jika murid di sini sampai berteriak ketakutan karena ulah ceroboh kalian!" Liam memperingatkan.

Di depannya, Austin dan Dustin segera mengangguk patuh. "Siap bos!" jawab mereka berdua dengan kompak.

"Hahaha ... jangan percaya ucapan mereka, Bos. Kebiasaan mereka kan pergi setelah makan."

Suara sindiran itu berhasil membuat Austin melotot seram. Ia menatap sengit sang pelaku yang berani menyindirnya. "Diam kau Maxy!"

Max membulatkan matanya tak terima. "Namaku Max! Bukan Maxy!" Ia berteriak kesal.

"Maxy maxy maxy." Austin malah semakin gencar melancarkan aksi mengejeknya. Lelaki itu bahkan mengabaikan semua rengekan dari Max.

"Bos~ lihatlah Austinnya!" Max akhirnya mengadu pada Liam. Hanya lelaki yang menyandang sebagai bos lah yang bisa menghentikan Austin.

"Aku tak percaya berandal sepertinya bisa merengek seperti itu." Dustin berbisik pada Liam. Lelaki di sebelahnya ikut mengangguk.

"Aku justru merinding mendengar rengekkannya." Liam menimpali. Lelaki berambut coklat itu mengusap kedua lengan atasnya seolah ia sedang menggigil kedinginan.

"Apa seseorang melihat tingkah memalukannya?" tanya Dustin sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Liam ikut melirik sekitar, berusaha memastikan. "Sepertinya tidak. Mereka semua sibuk sendiri.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang