Bab 59 - First Kiss

46.7K 4K 501
                                    

Warning! 16+

Ada beberapa di dunia ini yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata. Mungkin jatuh cinta adalah salah satunya.

ווח

"ALICE, jangan sampai besok kau masuk UKS lagi. Ingat? Kau harus mengikuti susulan olahraga renang."

"Iya, aku akan lebih berhati-hati." Alice hanya bisa mengangguk lemah dan bernapas lega ketika mendengar penutup dari omelan panjang Ana.

Keempat gadis itu kini sedang berjalan menuju asrama. Dan sepanjang perjalanan, Ana terus saja mengomel. Menasihati Alice dengan tatapan penuh ancaman. Sepertinya Rose tak perlu khawatir dengan keadaan Alice, karena ada Ana yang siap mengomeli Alice jika dirinya tak hati-hati.

"Ekhem!"

Keempat gadis itu menoleh pada sumber suara. Mereka menemukan Sean yang sedang bersandar di tembok pembatas antara pagar asrama Putri dan asrama Putra.

Alice mengernyit heran ketika melihat Sean sedang menatapnya dengan tajam. Alice tahu, Sean memang seperti itu. Wajah datar, tatapan tajam dan bernada dingin. Namun lelaki itu seperti sengaja menunjukkannya pada Alice.

Tiba-tiba Helen menyenggol pelan lengan Alice, lalu berbisik, "Sudah sana. Pacarmu sedang menunggu." Diikuti kikikan gelinya.

Bukannya malu, Alice justru mendengus sebal. Ketiga temannya pun melangkah meninggalkan Alice berdua dengan Sean.

"Ada apa?" Alice melipat kedua tangannya di depan dada, sama seperti posisi Sean. Lelaki di depannya tiba-tiba menarik Alice untuk segera mengikutinya.

"Kita mau kemana?" Alice susah payah menyamai kecepatan berjalan Sean, yang tak bisa dibilang biasa. Lelaki itu seperti sedang dikejar sesuatu. Sangat terburu-buru.

"Malam ini kau tidur di kamarku!"

"Apa?!" Alice berhenti dan segera menarik tangannya kuat-kuat. Membuat langkah Sean ikut terhenti. Lelaki itu menoleh heran.

"Sekarang aku akan pindah ke kamar Lexi! Jadi jangan khawatirkan Helen dan Ana yang mungkin akan merasa sempit karena kehadiranku," ucap Alice dengan nada sarkastik di akhir kalimatnya.

"Setiap kali kau sakit atau terluka, maka kau harus tidur di kamarku! Aku yang akan menjagamu dan menyembuhkan luka itu." Sean berucap dengan tegas. Berhasil membuat Alice tak berkedip. Namun gadis itu segera menyadarkan dirinya dan menatap Sean jengkel.

"Justru jika aku pergi ke kamarmu, aku takut sesuatu yang berbahaya terjadi padaku."

Sean terdiam. Terlihat sedang berusaha mencerna ucapan Alice. Tak berselang lama, ia tersenyum penuh arti. Sedikit menyeramkan di mata Alice.

Sean segera berdehem dan kembali memasang wajah datar. "Aku akan meminta izin padamu jika aku memang akan melakukannya."

Dahi Alice mengernyit, seperti sedang mengingat sesuatu.

"Sean akan meminta izin pada Alice sebelum ia melakukan itu."

Ternyata tebakan Lexi benar! Dia memang hebat. Alice justru sibuk terkagum-kagum pada sosok Lexi yang selalu berhasil menebak dengan tepat. Namun lamunannya secepat kilat buyar ketika Sean menarik pergelangan tangan gadis itu untuk segera berjalan. Dan Alice tak punya cara lain untuk menolak. Ia pasrah diseret-seret oleh Sean.

"Masuk." Sean mempersilakan. Lelaki itu pergi ke lemari dan mengambil baju ganti untuk Alice. "Ganti bajumu di kamar mandi. Aku akan ganti baju di sini."

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang