Bab 6 - Insiden Jendela Pecah

76.6K 7.1K 438
                                    

Dia yang mengira dirinya adalah seekor harimau, ternyata tak lebih dari seekor rusa.

-וו×-

ALICE tak mungkin salah lihat. Dan Alice yakin ia sedang tak bermimpi. Jelas-jelas yang ada di hadapannya itu Sean Black. Teman sebangkunya yang tak pernah berbicara padanya. Dan kini Sean datang untuk menyelamatkannya.

Alice sedikit terkesiap saat Sean berjalan cepat mendekati Zero. Lelaki itu langsung melayangkan tinjunya pada Zero.

BUGH! BUGH! BUGH!

Suara pukulan yang menyatu dengan kesunyian di koridor itu berhasil membuat Alice meringis ngeri. Kali ini Alice terlonjak kaget saat Zero membalas Sean dengan menendang perut lelaki itu.

Tak berselang lama, mereka berdua berdiri dan saling menatap tajam. Alice hanya bisa menatap keduanya bergantian.

"Sean Black. Kenapa kau ikut campur urusanku?! Kau bukan anggota V01 lagi yang bisa mengendalikanku seenaknya. Jadi, kau tak berhak mencampuri urusanku. Gadis ini, milikku!" Zero menujuk Alice dengan telunjuk tangan kanannya, sedangkan mata merah lelaki itu masih setia menatap Sean. Seakan takut lawan mainnya menghilang.

"Tidak! Dia milikku! Aku sudah mengincarnya sejak awal. Jadi, jangan pernah menyentuhnya sedikit pun!" balas Sean.

Alice membelalakan matanya tak percaya.
Apa? Sean mengincarku? Selama ini Sean mengincarku? Tapi kenapa? Kenapa dia mengincarku?! Apa aku ini barang yang bisa diperebutkan seenaknya?!

Ingin sekali Alice menjambak rambutnya saking frustrasi. Posisinya sekarang bukan posisi seseorang yang bisa tersenyum senang. Alice merasa ia seperti barang antik yang diperebutkan dua pihak. Sungguh Alice tak ingin bangga akan hal itu.

"Kita lihat, siapa yang bisa memilikinya!" Zero menyeringai ke arah Sean yang kini menggeram.

Apa lagi ini?! Alice masih tak percaya dengan apa yang didengarnya.

Jadi yang menang bisa memilikiku?! Hey! Aku manusia, bukan barang! Tapi sepertinya tak akan ada yang mendengar isi hatinya.

Mata coklat Sean samar-samar mulai berubah menjadi coklat terang. Semakin memudar dan semakin memudar. Sedikit demi sedikit bercampur dengan warna merah.

Zero yang tak ingin menerima serangan lebih dulu, mulai mendekat ke arah Sean dan melayangkan tinjunya dengan cepat. Namun Sean segera menahan tangan Zero, lalu memutarnya ke belakang.

Tak ingin kalah, Zero memukul Sean dengan sikunya yang bebas. Berhasil membuat Sean melepaskan kunciannya pada lengan Zero.

Sean semakin geram. Mata lelaki itu sudah sepenuhnya berwarna merah. "Kau seharusnya berpikir dua kali untuk melawan keturunan bangsawan sepertiku."

Alice menatap bergantian dua lelaki di depannya. Ia sebenarnya sedang kebingungan. Apakah ia harus melapor pada guru atau kembali ke kelasnya dan meninggalkan dua lelaki yang mungkin akan babak belur. Tapi mengingat Sean adalah teman sebangku sekaligus penyelamatnya, ia tak mungkin pergi begitu saja. Apalagi membuat Sean dipanggil ke ruang BK.Bagaimana pun, setidaknya ia harus membantu Sean.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang