Bab 79 - Jangan Menungguku

27.4K 3K 295
                                    

Tidak apa-apa. Aku di sini. Aku ada dalam pandanganmu.

-וו×-

ALICE sudah memutuskan. Ia akan menjalani kehidupan di desa terlarang tanpa mengingat lagi masalah dengan V01. Meskipun ia tahu masalah tersebut belum mereka selesaikan. Tapi Alice hanya ingin waktunya dengan Sean menjadi saat-saat terindah yang bisa dikenangnya nanti. Alice hanya ingin terus tersenyum, dan melihat Sean bahagia. Menikmati hari-hari mereka tanpa beban. Melewati setiap detiknya dengan saling memberikan kasih sayang.

Meskipun sejujurnya, tidak setiap saat Alice bisa bertemu dengan Sean. Lelaki itu harus membantu yang lain dalam membangun rumah baru. Alice pun sebenarnya juga sibuk membantu para gadis dalam mengerjakan pekerjaan rumah. Seperti mencuci, memberi makan sapi, atau memasak. Namun baik Sean maupun Alice, keduanya tak pernah merasa terbebani. Mereka justru melakukannya dengan senang hati. Canda tawa yang begitu hangat di tempat tersebut membuat mereka bahagia.

Sesekali Alice dan Sean saling melemparkan senyuman saat tatapan mereka bertemu. Tatapan penuh cinta itu seolah saling menguatkan satu sama lainnya. Mereka seolah mengatakan, Tidak apa-apa. Aku di sini. Aku ada dalam pandanganmu. Hal sederhana seperti itu, membuat perasaan Alice dan Sean menjadi hangat. Hati mereka berbunga-bunga dengan senyum merekah. Begitu nyaman dan berdebar.

Alice tak bisa melepaskan senyumannya. Tatapan Sean beberapa detik yang lalu membuat Alice jadi malu. Sepanjang perjalanan Alice hanya bisa menunduk. Senyum masih terukir lebar di bibirnya. Belum lagi pikiran Alice terus tertuju pada Sean. Sontak membuat pipinya tanpa sadar berubah merah.

"Ada apa?" Nichole tersenyum jahil sambil menyenggol lengan Alice pelan. "Kenapa kau senyum-senyum terus?"

"Bukan apa-apa." Alice ingin sekali berteriak sambil menutup mukanya. Tapi lagi-lagi ia hanya bisa tersenyum sambil membantu Nichole memberi makan sapi.

"Kau itu mudah ditebak Alice." Nichole menyandarkan punggungnya pada pintu kandang di belakangnya.

"Benarkah?" Alice masih berusaha menahan senyumnya.

"Apa kau mau ikut denganku?"

Alice menaikkan alis bertanya. "Kemana?"

"Mengantar makanan ke para pekerja yang sedang membangun rumah."

Alis Alice terangkat. Ia melihat senyuman jahil Nichole semakin tertarik lebar.

***

"Tuan-tuan, Nichole bawa makan siang." Nichole berteriak nyaring, membuat para pria menoleh. Sebagian dari mereka -lebih tepatnya yang manusia, langsung menghentikan pekerjaan dan mendekati meja dimana Nichole dan Alice sedang menata makanan.

Jackson yang melihat kekasihnya segera menghampiri Nichole. Mencium bibir Nichole sekilas, lalu memeluk gadis itu. Beberapa kali Nichole memukul Jackson karena bau badannya yang menyengat. Tapi Jackson justru terkekeh geli.

Alice yang melihat itu hanya bisa tersenyum canggung. Ia jadi malu sendiri melihat kemesraan pasangan tersebut. Mata Alice memutuskan beralih menatap ke bangunan rumah yang tinggal beberapa hari lagi selesai. Lalu matanya berhenti ketika menemukan sepasang mata coklat yang juga sedang menatapnya. Seketika senyum Alice tertarik lebar. Ia melihat Sean segera melepas sarung tangannya dan berjalan mendekat.

"Ikut aku." Sean menarik pergelangan tangan Alice. Mereka melangkah ke arah pohon-pohon yang jauh dari meja makanan.

"Ada apa?" Alice mendongak, menatap lembut wajah yang dirindukannya. Padahal mereka berada di tempat yang sama. Tapi Alice begitu ingin bertemu dengan Sean. Melihat wajah itu lama-lama.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang