Kau tak akan tahu kapan hatimu jatuh pada pesonanya. Bahkan untuk kamu yang mengenal dirimu dengan baik.
-וו×-
SUARA-SUARA itu menggema bagai pisau yang menyayat hati. Begitu memilukan hingga tak seorang pun ingin mendengarnya. Namun dalam kegelapan malam, suara itu terus terdengar. Meninggalkan peluh yang menyatu bersama rasa dingin.
Kenapa mereka membunuh keluargaku?
Kenapa mereka melakukan semua ini?
Ayah ...
Ibu ...
Sekarang apa yang harus aku lakukan?
Apa yang harus aku lakukan?
"Hah!" Alice membuka matanya. Napas gadis itu terdengar memburu diantara kesunyian malam. Wajah yang dipenuhi keringat itu menampilkan raut terkejut. Terselip rasa takut di sana. Dan butuh waktu agar jantung yang berdetak cepat itu kembali normal.
Sesaat setelahnya, terdengar hembuskan napas penuh kelegaan. Gadis itu kemudian bergumam pelan, "Hanya mimpi."
***
"Apa kau yakin tidak ada yang ketinggalan?" Rose melirik ke arah Alice yang duduk di sampingnya, sedangkan ia sendiri sedang mengemudikan mobil.
"Tidak ada," jawab Alice singkat. Gadis itu memasang wajah datar dan ditekuk seperti kemarin.
"Jangan terlambat bangun, jangan lupa sarapan. Jangan berkeliaran saat malam-malam. Setelah makan malam kau harus sudah ada di kamar. Jangan lupa tidur yang cukup. Jangan sampai kedinginan, pakailah jaket yang Mom beli kemarin. Belajarlah yang rajin."
"Hmm." Alice bergumam menanggapi nasihat panjang dari Rose.
"Apa kau benar-benar mendengarkan Mom?" Rose menatap Alice yang sedang menatap ke luar jendela.
"Hm," jawab Alice lagi terdengar tak berminat sedikit pun.
"Alice!" Rose menaikan satu oktaf suaranya, membuat Alice mau tak mau menoleh.
"Iya Mom aku dengar."
Rose menghela napas, berusaha meredakan emosinya melihat sikap Alice. Putrinya itu jika tak berminat pada suatu hal atau tak menyukai sesuatu, akan berubah menjadi gadis yang dingin dan tak bisa diajak bicara.
"Dan satu lagi," ucap Rose berhasil meloloskan dengusan pelan dari Alice. Gadis itu yang hendak menoleh lagi ke luar jendela mengurungkan niatnya, dan menatap Rose.
"Jangan sampai ada yang tahu tentang kemampuanmu."
Alice mendadak terdiam setelah mendengarnya. Ia melamun membuat Rose harus mengalihkan sebentar pandangannya.
"Alice? Alice? Kau dengar Mom, 'kan?"
Alice mengerjap beberapa kali. Ia menatap Rose yang juga sedang menatapnya. "Oh, iya," jawab Alice kembali membuang muka ke arah jendela.
Rose kembali menghela napas. "Jangan sampai lupa. Kau tak boleh memberitahu siapapun tentang kemampuanmu. Jangan coba-coba untuk menggunakannya. Dan bersikaplah lebih hati-hati. Mom tahu kau itu terkadang ceroboh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]
VampiroSeason 1 dan 2 Ada teror di loker Alice ketika ia mengetahui satu fakta tentang Sean Black, teman sebangkunya yang misterius. Kejadian aneh terus terjadi. Sang pengirim bunga mengincarnya, berusaha mengambil darahnya. Kelompok bermata serigala pun...