Bab 92 - Oleander

27.1K 3.4K 285
                                    

Indah tapi beracun. Apakah itu cinta yang menusuk kita?

—ווח

ALICE menatap vampire-vampire di depannya dengan senyum tipis. Ia merasa seperti sedang diinterogasi. Mereka menatapnya dengan tatapan tajam, tapi tak sedikit pun Alice merasa takut.

"Jangan lakukan itu, Alice." Liam membuka suara. Lelaki berambut coklat itu menatapnya serius.

Alice meringis pelan. "Aku tetap akan melakukannya."

"Jangan, Alice!" Max tiba-tiba merengek, membuat semua orang menatapnya aneh. Dustin segera membekap mulut lelaki itu.

"Satu jam waktu yang lama." Austin membuka suara. "Kau yakin bisa menahannya?"

David mendengus kasar. "Aku akan protes pada mereka." Ia hendak berdiri, namun Liam segera menahan bahunya. Mereka sekarang sedang duduk di sofa sebuah ruangan yang Chris siapkan untuk V02.

"Ini keinginanku, David. Aku yakin aku bisa bertahan. Aku masih ingin melihat wajah Sean, sebelum melepaskannya."

Semua menatap Alice dalam diam. Mereka tak tahu harus menjawab apa. Kelimanya tertegun dan merasa bersalah karena tak bisa membantu banyak.

"Chris berjanji untuk menyelamatkanku setelah satu jam. Jadi Liam, tolong pastikan lelaki itu menepati janjinya." Alice tersenyum. "Jika Chris berbohong, aku ingin kau menyelamatkanku."

Liam tak mengalihkan tatapannya. Lelaki itu terdiam sampai akhirnya mengangguk. "Tentu saja. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi."

Alice tersenyum lebar, berusaha menutupi segala keraguannya. Ini yang ia inginkan. Dan ini usaha terakhirnya untuk menyelamatkan Sean.

***

"Sean, ayo bangun!" Alice menyibak gorden kamar, lalu membuka jendela, membiarkan udara segar masuk memenuhi ruangan tersebut.

Gadis itu kemudian menoleh ke belakang. Bibirnya yang terukir senyum hampir saja runtuh, namun ia menghela napas sejenak dan mendekati kursi di samping tempat tidur Sean.

"Kapan kau akan bangun?" Suaranya melembut. Alice berusaha tersenyum meskipun ia melihat Sean masih terbaring lemah. "Aku hanya punya waktu tiga hari untuk bersamamu."

Tangan Alice bergerak perlahan menyisir rambut-rambut Sean dengan jarinya. "Kau harus cepat bangun dan temani aku. Aku kesepian, Sean."

Alice terdiam, menatap Sean yang masih tetap sama. Ia tak tahu apakah Sean bisa mendengarnya. Tapi Alice tak akan berhenti bicara. Ia akan menyebut nama Sean agar lelaki itu sadar.

Pintu ruangan tiba-tiba terbuka. Zero masuk dengan wajah menahan emosi. Dan Alice bisa menebak apa yang terjadi pada lelaki itu.

"Racun?" Zero tertertawa sinis. "Apa mereka gila? Aku tidak akan mengetujui hukuman itu."

Alice menghela napas lelah. "Aku yang menginginkannya, Zero. Jadi kau tidak bisa menghalangiku."

"Kau tidak perlu menggantikan Sean, Alice!" Zero mencengkram bahu Alice.

"Tapi aku harus!" Alice menatap tajam lelaki di depannya. "Lagipula mereka tak akan membunuhku."

"Tapi bagaimana jika tubuhmu tak bisa bertahan menahan racun itu? Meskipun racunnya tidak langsung membunuhmu, tapi itu tetap saja bisa membahayakan nyawamu, Alice!" Zero melepaskan cengkramannya dan kembali berdiri tegak. Ia semakin kesal ketika melihat tak ada keraguan sedikit pun di mata Alice. Seolah perkataannya barusan tidak mempengaruhi gadis itu.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang