Bab 49 - Mencoba Merelakan

34.4K 4.1K 1.1K
                                    

Nyatanya, melupakan tak semudah jatuh cinta. Ada banyak rasa sakit yang harus ditanggung. Tapi jika begitu, kenapa manusia tetap jatuh cinta kalau pada akhirnya ia tahu akan patah hati?

—ווח

ALICE tak tahu untuk apalagi Angel menyuruhnya bertemu di kamar. Ia pikir pembicaraan mereka kemarin sudah sangat jelas. Apa Angel akan menyuruh Alice untuk melakukan sesuatu lagi? Jika memang benar, maka Alice sudah pasrah dengan hal itu. Lagipula sekarang Alice adalah robotnya Angel. Ia akan terus kendalikan sampai Angel mencapai tujuannya. Dan Alice hanya bisa diam, menurut. Tak bisa membantah. Karena perasaan Sean lah yang jadi taruhannya.

"Ada apa memanggilku?" Alice sudah sampai di dalam kamar. Dan kini ia sedang menatap Angel yang mulai berjalan mendekatinya.

"Aku sudah menyatakan perasaanku pada Sean."

Alice terdiam. Tak ada ekspresi dalam wajahnya. Karena nyatanya, ia tak tahu harus merespon seperti apa. Tersenyum? Dan mendukung Angel? Ia tak mungkin melakukan itu. Lagipula Angel juga sudah tahu kalau Alice mencintai Sean.

"Dan aku ingin kau membujuk Sean untuk membalas perasaanku."

DEG! DEG!

Bagai disambar petir, tubuh Alice seketika menegang kaku. Jantungnya, seolah berhenti berdetak untuk beberapa saat. Alice memang bisa berbohong. Tapi bukan berarti ia pandai berakting. Apalagi hatinya nanti akan kembali terluka. Apakah Alice sanggup? Apakah ia bisa terlihat baik-baik saja, ketika mengucapkan semua perkataan menyakitkan itu? Terlebih di hadapan Sean. Orang yang sangat dicintainya.

Permintaan Angel kali ini memang benar-benar gila. Bagaimana bisa Alice meyakinkan Sean untuk menerima Angel, jika dirinya sendiri mempunyai perasaan pada lelaki itu? Dan yang memutuskan adalah Sean. Yang memegang kendali atas perasaan Sean adalah lelaki itu sendiri. Alice sendiri tak tahu bagaimana perasaan Sean pada Angel sekarang. Bagaimana bisa ia meyakinkan lelaki itu?

Ini seperti Angel yang mencoba memaksa Sean untuk menerimanya, dengan perantara Alice. Sekarang Alice tahu, seberapa jahat gadis di depannya itu. Apa Angel tak punya perasaan, hingga menyuruh Alice melakukan hal tersebut? Gadis itu sangat tahu Alice mencintai Sean. Tapi ia tak memikirkan sedikit pun hati Alice yang nanti akan terluka.

Keegoisan selalu mengalahkan hati nurani. Mungkin sekarang itu yang terjadi pada Angel. Dan sayangnya, Alice yang lagi-lagi dikorbankan.

"Kau harus membuat Sean menerimaku. Bagaimana pun caranya!" Angel kembali bersuara. Nada mengintimidasinya memaksa Alice untuk memberikan jawaban.

"Aku tak bisa." Alice menatap lantai di bawahnya. Sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Kau!" Angel melotot marah. "Jangan membantahku! Kau tak ingat? Kau telah melanggar perjanjian kita. Itu artinya aku bisa kapanpun memberitahu V01. Jika kau memang tak ingin itu terjadi, maka turuti permintaanku!"

Alice mengepalkan tangannya. Untuk kesekian kalinya, ancaman Angel berhasil mengendalikan keputusan Alice. "Baiklah. Tapi jika tak berhasil, maka jangan salahkan aku. Semua keputusan tetap ada pada Sean."

Seulas senyum senang muncul di bibir Angel. Bukan senyum cantik yang biasa ia tunjukan pada Sean. Tapi senyum miring yang begitu sinis. "Bagus. Seharusnya kau sejak tadi menurut saja padaku."

Alice tak membalas lagi ucapan Angel. Ia berbalik dan melangkah keluar kamar. Tangannya masih terkepal. Membayangkan dirinya membujuk Sean untuk menerima Angel saja sudah membuat hatinya terasa seperti diiris-iris. Apalagi ketika ia benar-benar melakukannya. Alice tak tahu sehancur apalagi hatinya nanti.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang