Bab 87 - Selamat Tinggal

29.7K 3.6K 579
                                    

NF - Let You Down

Maaf jika aku membuatmu kecewa. Tapi inilah keputusanku. Keputusan yang akan membuat mereka menyeringai lebar.

וו×

ALICE memaksakan tungkai kakinya untuk bergerak. Para vampire Merah itu mungkin sudah sadar bahwa Alice tak ada di ruangannya. Sebenarnya tubuhnya bergetar takut membayangkan kemarahan Chris. Bagaimana jika mereka memutuskan untuk membunuhnya setelah tertangkap? Tapi Alice hanya bisa menepis pikiran itu. Sekarang yang ia pikirkan hanyalah Sean. Sebisa mungkin Alice akan pergi ke tempat Sean. Ia harus bertemu lelaki itu, bagaimana pun caranya.

Tubuh Alice mendadak terlonjak kaget ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Suara itu berada beberapa meter di depannya. Apakah secepat ini ia akan tertangkap? Tapi bagaimana bisa? Bukankah seharusnya para vampire itu masih tertinggal di belakang?

Tidak ada waktu untuk berpikir. Alice harus segera bersembunyi. Dengan langkah tertatih, Alice berjalan menuju semak-semak. Gadis itu bersembunyi di sana sambil menahan napas. Tak berselang lama, suara langkah kaki itu terdengar semakin keras. Ia mendengar teriakan para petugas.

"Bagaimana pun caranya, kita harus menemukan pangeran Sean! Jika Pangeran Chris tahu, ini bisa gawat!"

"Baik, Komandan!"

Mata Alice melebar saat nama Sean disebutkan. "Sean ... menghilang?" Ia segera bangkit ketika para petugas itu sudah pergi jauh. Sekarang larinya semakin cepat. Ada perasaan khawatir sekaligus lega ketika mendengar Sean meninggalkan tempat hukuman itu. Setidaknya Sean tak perlu merasakan cambukan lagi.

Langkah Alice terus menuntunnya bergerak maju. Entah kenapa Alice merasa Sean belum jauh dari kastil penjara. Lagipula Alice tak bisa berbalik mundur. Ia harus memastikan sendiri bahwa Sean tak ada di tempat tersebut.

Sean.

BRUK!

Alice tak sengaja menginjak akar pohon yang mencuat keluar. Ia terjatuh dengan posisi tengkurap. Beberapa saat dirinya terdiam merasakan rasa sakit di tubuhnya. Apalagi bagian perut. Sekarang Alice merutuki sikap cerobohnya yang tak bisa hilang. Dalam keadaan genting seperti ini bisa-bisanya ia tersandung?

Baiklah, Alice harus bangkit. Ia tak boleh lupa bahwa ada pasukan yang kini menuju ke arahnya. Dengan cepat, gadis itu berdiri. Kakinya kini bertambah sakit, tapi Alice tak ingin peduli. Untuk kesekian kalinya ia berlari. Tak ada istirahat meskipun napasnya terdengar memburu. Keringat terus bercucuran menyatu dengan udara malam.

Setiap pijakan yang ia lakukan, kali ini terlihat lebih hati-hati. Terkadang Alice meloncat ketika ada jalan menurun. Sesekali ia juga berjalan di pinggir ketika genangan air mencoba menghalanginya. Cahaya rembulan yang masuk ke dalam hutan pun nampak seperti sorot lampu yang membentuk garis lurus berkilau.

"ALICE!"

Seketika tubuh Alice menegang. Gadis itu refleks berhenti melangkah ketika suara yang sudah tak asing lagi di telinganya bergema memenuhi hutan. Alice tak ingin mempercayainya, tapi ia yakin suara itu milik Sean.

"Sean? Apa itu kau?" Alice membalas. Suaranya merambat dengan cepat bersamaan dengan tungkai kakinya yang berlari menuju asal suara. Tidak salah lagi, itu memang suara Sean. Lelaki itu juga sedang dalam perjalanan menemuinya.

Alice tak bisa menyembunyikan senyumannya lagi. Mata gadis itu mendadak berkaca-kaca. Langkah terlihat terburu menuju ujung jalan. Ia yakin Sean akan muncul di sana.

Sean, sebentar lagi aku sampai! Tunggu aku!

Lalu langkah kaki seseorang yang berlawanan arah dengannya terdengar semakin jelas. Senyum Alice pun semakin tertarik lebar. Air matanya seketika jatuh saat ia melihat sosok Sean berlari beberapa meter di depannya. Alice tak menyangka ia bisa bertemu Sean di sana. Ia pikir dirinya harus melawan para penjaga dulu untuk sampai di sel tahanan tempat Sean berada. Namun secepat ini takdir mempertemukan mereka.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang