Bab 75 - Misi Penyamaran

28K 3.2K 306
                                    

Aku ingin bersamamu untuk waktu yang lama. Selama perasaanku yang terus tumbuh karena mencintaimu.

וו×

SEAN berlari dengan cepat menuju tempat Ian. Sesaat yang lalu ia sudah mengatakan rencananya
pada Jackson, Cole, dan Shane. Dan mereka sepenuhnya menyetujui rencana Sean. Sekarang tinggal Ian yang harus mendengar rencana tersebut.

Mungkin rencana Sean bukanlah rencana terbaik yang bisa dilakukan saat ini. Tapi mereka tidak boleh gagal. Dan mereka harus menyelesaikannya sekarang. Carter dan si kembar yang sedang berusaha menjaga agar dua penjaga itu jauh dari gerbang dalam membuat mereka tak boleh menyia-nyiakan kesempatan tersebut.

"Ian!" Sean berhenti di depan pohon yang menjadi tempat Ian memantau. Lelaki itu mendongak menatap Ian yang sedang memunggunginya.

Ian seketika menoleh dan melotot terkejut. "Sean?" Namun kemudian terdengar helaan napas lega. "Syukurlah kalian belum memanjat."

"Kita mengubah rencana," ucap Sean masih mendongak menatap Ian yang sedang berpegangan pada dahan pohon agar tidak jatuh.

Ian mengerutkan alis sebentar. Meskipun heran namun akhirnya ia mengabaikan rasa penasarannya. "Jadi bagaimana?" tanyanya dengan nada serius.

"Aku dan Cole tidak akan memanjat. Kami akan masuk lewat gerbang dalam dan naik ke atas." Sean dapat melihat raut terkejut di wajah Ian.

Lelaki berambut coklat gelap membulatkan matanya sambil memekik heboh. "Kau gila?! Itu nekat sekali!"

"Aku punya cara agar penjaga dalam ruangan itu keluar. Setidaknya untuk waktu yang lama." Sean mengedikkan bahunya. Sebenarnya ia tak tahu apakah rencananya akan berjalan lancar. Tapi ia tak akan tahu sebelum mencobanya. "Setelah itu kami akan turun menggunakan tali, sebelum penjaga itu kembali," lanjut Sean.

"Baiklah, baiklah." Ian menyetujui dengan terpaksa. "Jadi apa yang harus aku lakukan?" Ia melihat Sean terdiam sebentar. Seperti sedang sibuk menyusun kata.

"Kau hanya perlu memantau keadaan. Dan katakan jika penjaga itu mulai selesai dengan urusannya."

"Katakan?" tanya Ian tak mengerti. Dahinya mengernyit aneh.

"Ya. Katakan saja. Jangan berbisik." Sean mengatakan seolah itu adalah hal biasa. Padahal yang Ian bayangkan tidaklah sesederhana itu.

Kernyitan di dahinya semakin berlipat. "Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau mendengarnya?"

"Aku bisa mendengarnya." Sean menatap serius.

Sesaat membuat Ian terkesiap. Dan ia yakin bahwa lelaki bertopi hitam itu tidak sedang melontarkan lelucon.

"Aku vampire bangsawan. Dan aku punya kemampuan khusus mendengar suara yang jaraknya sangat jauh," lanjut Sean lagi.

Mata Ian sontak melebar. Kali ini diikuti dengan mulutnya yang menganga syok. "Kau ...." Tak ada kata yang terucap selanjutnya. Karena Ian pun bingung harus membalas pengakuan Sean seperti apa.

"Meskipun aku punya kemampuan ini, tapi telingaku juga punya batasan dalam mendengar. Jadi katakanlah dengan suara yang lebih keras. Aku akan mendengarnya." Sean menatap Ian seolah waktu sedang mengejarnya.

Ian akhirnya mengangguk. "Baiklah. Aku akan melaporkan semua yang terjadi."

Mendengar itu, Sean tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya tertarik lebih tinggi. "Kalau begitu, kita jalankan rencananya sekarang. Tetap siaga!" Tanpa menunggu anggukan dari Ian, Sean berlari menuju tempat sebelumnya.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang