Bab 27 - Maggie Rowan

44.4K 4.7K 273
                                    

Dance of the Sugar Fairy - Tchaikovsky

וו×

Yang hebat adalah ... ketika kau bertindak, kau tidak menyesali tindakanmu. Karena kau tahu, kau telah mengambil pilihan terbaik. Dan kau sudah berusaha semaksimal mungkin.

***

DI SEBUAH lorong yang sepi, terdengar suara langkah kaki seorang laki-laki yang berirama teratur. Tak ada penerangan. Lampu-lampu di langit lorong pun masih belum menyala. Sinar matahari juga tak bisa menembus tempat tanpa celah itu.

Hingga langkah kaki itu berhenti di depan sebuah pintu kamar dengan papan bernomor 1849.

Punggung lebar lelaki itu di balut dengan seragam sekolah. Terlihat tangan kanannya tengah mengeluarkan sebuah kunci dari saku celana sebelah kanan. Kemudian lelaki itu memasukkan kunci tersebut ke lubang kunci yang ada di pintu.

Sesaat terdengar suara nyaring yang menandakan pintu tak terkunci lagi. Lelaki itu segera memutar knop pintu dan membukanya dengan lebar. Kakinya mundur satu langkah dan tak bergerak sedikit pun setelahnya.

Wajah lelaki itu kini terlihat jelas. Ia adalah David. Dan dirinya sekarang sedang berdiri di depan pintu kamar yang semula di tempati Alice, Angel. Mata berlensa coklat gelapnya menatap dingin ke dalam kamar.

Lalu dari tempatnya berdiri, David bisa melihat sosok seorang gadis yang juga berdiri tak jauh di depannya. Berdiri di tengah ruangan, sejajar dengan pintu.

Ruangan gelap dan sedikit cahaya yang masuk dari celah gorden jendela membuat David tak bisa melihat wajah gadis itu. Hanya satu yang pasti. Gadis itu tetap berdiri di sana. Tak bergerak sedikit pun.

Gaun tidurnya yang sepanjang lutut nampak tenang tak bergoyang. Rambut panjangnya tergerai sedikit kusut. Gadis itu menunduk. Membuat David benar-benar tak bisa melihat wajahnya. Namun meskipun begitu, David tahu siapa sosok gadis itu. Karena itulah, ia memutuskan untuk mulai berbicara.

"Siapa yang membunuhmu?"

Gadis itu tak menjawab. Kegelapan dan keheningan terus menyatu di dalam kamar tersebut.

"Katakan, siapa yang membunuhmu?" tanya David lagi. Tapi masih tak ada jawaban.

"Apa benar orang itu Vampire Merah di sekolah ini?" David tak menyerah. Ia masih terus bertanya.

"Kalian ... makhluk penghisap darah yang menjijikan!" Gadis itu akhirnya berbicara. Suaranya yang serak menggema di ruangan gelap itu. Terdengar nada marah dalam ucapannya.

"KAU SAMA SAJA DENGAN MEREKA!" Dan jeritan penuh emosi itu menggelegar memenuhi ruangan, merambat sampai ke telinga David.

"Aku hanya ingin membantumu. Orangnya harus cepat kami tangkap sebelum kembali berbuat ulah di sekolah ini." David kembali bersuara.

"Jadi katakan," jeda David sedikit memelas, "siapa orangnya?"

Gadis di dalam kamar itu masih diam menunduk. Aura menakutkan terpancar memenuhi ruangan tersebut. Sosok itu marah. David bisa merasakannya. Namun belum sempat gadis itu kembali membalas, seseorang tiba-tiba memecah keheningan.

"David? Apa yang sedang kau lakukan?"

Bersamaan dengan itu, pintu kamar di hadapan David mendadak tertutup dengan suara bantingan yang cukup keras.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang