Bab 95 - Kembali

27.4K 3.3K 329
                                    

Tidak apa-apa jika pergi sekarang. Bunuh aku, lalu setelah itu maafkan dosa-dosaku.

—ווח

SEAN berjalan masuk ke dalam ruangan V01. Kakinya berhenti di depan ambang pintu sambil menatap Sam yang sedang memperhatikan sebuah peta. Sam yang menyadari keberadaan adiknya terpaksa menoleh.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku di danau." Sean membuka suara. Ia menatap kakaknya yang tanpa ekspresi. Jujur saja, Sean bingung harus memberikan reaksi seperti apa. Ia tentu saja senang ketika tahu Sam lah yang menyelamatkannya. Tapi di satu sisi Sean juga merasa canggung.

"Hanya itu yang ingin kau katakan?" Sam menatap adiknya yang malah diam. Apalagi tatapan Sean terus tertuju padanya. "Kalau begitu pergilah." Ia kembali mengalihkan pandangan pada peta di atas meja.

Sean tersenyum. "Baiklah, aku pergi." Ia menatap sekali lagi sebelum akhirnya menutup pintu ruangan dengan rapat.

Hari ini ia dan yang lainnya—Alice, V02, kakak beradik Marco—akan kembali ke Foster. Permintaannya untuk membebaskan keluarga Marco akan diproses oleh Chris. Dan mungkin itu memakan waktu cukup lama.

"Sean kembali. Ayo berangkat," seru Max yang segera masuk ke dalam mobil.

Begitu pun dengan Sean, lelaki itu duduk di kursi kemudi samping Alice. Tiga mobil hitam tersebut pun melaju meninggalkan halaman mansion. Chris dan Caleb yang berada di lantai dua hanya menatap kepergian mereka dari jendela lorong.

"Aku akan merindukan manusia itu," ucap Caleb dengan senyum miring. Chris tak memberikan respon apapun. Lelaki itu melenggang pergi disusul Caleb di belakangnya.

***

Alice memberikan kabar pada ketiga temannya bahwa ia akan kembali hari ini. Ketika sampai di depan pintu utama Foster, ia melihat Helen, Ana, dan Lexi sudah berdiri di sana. Alice langsung saja keluar dan berlari memeluk mereka.

"Alice! Aku merindukanmu!!" Helen menjerit senang. Gadis itu memeluk Alice dengan erat.

"Aku juga merindukan kalian." Ia terkekeh setelah berhasil melepaskan pelukan Helen. Sungguh, Alice pikir dirinya tak akan bertemu lagi dengan mereka. Alice sudah putus asa dan pasrah akan takdir. Namun sekarang ia ada di depan teman-temannya. Alice bisa kembali mengirup napas dengan bebas. Mulai saat ini, semua akan baik-baik saja.

Di sisi lain, Lexi—yang ada di samping Ana—mulai melayangkan tatapan tajam ketika melihat Zero keluar dari mobil dan masuk bersama kedua saudaranya. Tangan gadis itu terkepal dengan kuat.

Apa yang dikatakan Angel dan Tessa memang benar. Melihat V02, Sean serta Zero yang datang bersamaan, Lexi sadar akan satu hal. Mereka semua ... adalah vampire. Makhluk berdarah dingin yang salah satunya telah membunuh Maggie Rowan, sahabatnya.

***

Alice menatap tajam gadis di depannya. Lorong yang sepi nampaknya mendukung percakapan mereka. "Seperti kesepakatan kita, jangan ganggu aku dan Sean lagi."

Alice melihat Angel tak membuka suara sejak tadi. Gadis itu terus saja diam dengan pandangan dingin yang sama.

Sepertinya Angel memang tak ingin membalas ucapannya. Alice menghela napas sejenak. "Aku harap kau menepati janjimu, Angel." Lalu setelah itu, Alice berjalan pergi melewati Angel yang masih sibuk dengan pikirannya.

Lorong yang hening tak bertahan cukup lama. Beberapa detik setelah kepergian Alice, terdengar sebuah suara, "Aku lega kalian membuat kesepakatan seperti itu." David tiba-tiba saja muncul dari lorong kanan—beberapa meter di depan Angel.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang