Bab 21 - THE LAST ONE

4K 463 277
                                    

BAB 21 - MASA LALU THOMAS #2

Hidup dalam ketakutan dan kenangan yang belum terkuak.

—ווח

BUS sekolah Foster berhenti di salah satu halte bus Ashland. Sudah dua minggu Thomas menjadi murid Foster. Hari Sabtu sore ini seluruh murid dipulangkan ke rumah mereka masing-masing. Thomas turun dari bus dan melihat banyak orang tua murid yang menunggu anak mereka. Ia melewati orang-orang dan berjalan sendirian di trotoar menuju rumahnya. Komplek tempat tinggal Thomas masih terbilang daerah yang sepi. Hanya ada lima rumah dengan jarak saling berjauhan dan banyak lahan kosong yang ditumbuhi pepohonan.

Thomas membuka pagar rumahnya yang berderit. Halaman depan terlihat dipenuhi rumput liar yang sudah memanjang. Tak ada yang membersihkannya kecuali dirinya dan sang kakek. Thomas pun membuka pintu. Indra penciumannya seketika disambut harum masakan daging sapi kesukaannya. Ia jadi lapar. Ketika dirinya menghampiri dapur, terlihat ibu Thomas yang sedang memasak. Thomas tak mengatakan apapun, hanya diam di dekat meja makan dan menunggu ibunya menyadari keberadaannya.

Ketika ibu Thomas menoleh, ia terkejut mendapati Thomas di sana. Namun seketika raut wajahnya berubah malas. “Kenapa kau pulang? Seharusnya kau tetap di Foster. Bukankah aku menyekolahkanmu di sana agar kau tidak pulang ke rumah?” Bibirnya yang merah tebal nampak mencolok dibandingkan make upnya yang lain.

“Siapa, Sayang?” tanya seorang pria yang baru saja keluar dari kamar mandi di samping dapur. Dia adalah ayah tiri Thomas yang baru dua tahun ini menikahi ibunya. “Oh anakmu,” ucapnya setelah melihat Thomas.

“Aku pulang hanya ingin bertemu kakek,” ucap Thomas sambil melenggang pergi menuju halaman belakang, tempat favorite kakeknya.

Thomas pun melihat seorang pria tua yang sedang sibuk memotong rumput. Rambutnya sudah memutih dengan keriput dan punggung sedikit membungkuk. “Apa ini hobi kakek?” Thomas meletakkan tasnya di samping alat kebun. “Biar aku saja.” Ia segera mengambil gunting rumput dari tangan si kakek.

“Thomas? Cucu kakek sudah pulang.” Victor–nama kakeknya–tersenyum melihat Thomas. “Bagaimana sekolahmu, Anak Muda?”

“Seperti sekolah pada umumnya,” jawab Thomas sedikit malas.

“Kau tidak bertemu mereka?” Pertanyaan Victor membuat Thomas menghentikan kegiatannya.

Thomas menoleh. “Aku tidak bertemu mereka. Apa benar mereka juga bersekolah di sana?”

“Sepertinya kau lupa ciri-ciri mereka.” Victor duduk bersila di atas rumput dan menyuruh Thomas melakukan hal yang sama seperti dirinya. Thomas hanya menurut dan sekarang mereka duduk berhadapan.  “Dari informasi yang kakek dapat, Foster banyak dihuni oleh vampire Amber,” ucap Victor dengan nada pelan.

“Vampire bermata serigala itu?” tanya Thomas sama pelannya.

“Ya, benar. Sebenarnya kau tak perlu khawatir dengan mereka, karena mereka lebih peduli pada manusia dan mencintai kedamaian.”

“Tapi tetap saja, kalau mereka tahu siapa aku, mereka akan menangkapku.” Seketika Thomas menjadi malas.

“Sst! Mereka tidak akan bisa menangkapmu,” jawab Victor tiba-tiba.

“Memangnya apa yang akan kakek lakukan?” Thomas mulai antusias. “Oh, oh, aku tahu! Apa kakek akan meminta bantuan pada manusia serigala untuk mengalahkan para vampire itu?”

“Tidak, kau salah, Anak Muda. Justru kakek akan memanggil Troll!” bisik Victor lalu mereka berdua pun tertawa.

Thomas mengeluarkan secarik kertas. “Tapi pencarianku belum berhasil. Aku belum menemukan para putri duyung. Apa kakek tahu mereka ada di lembah mana?”

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang