Bab 70 - Musim Semi

34.7K 3.3K 232
                                    

Bunga bermekaran, seolah mereka sedang bahagia. Tapi kenapa ... dirinya justru merasa ada yang berjatuhan menyisakan kekosongan. Layaknya musim gugur, melepaskan yang tak bisa dipertahankan.

-וו×-

VERNON menatap serius Zero yang sedang memunggunginya. Adik pertamanya itu sedang menyandarkan bahu kiri di pilar kayu belakang asrama. Asik memperhatikan hutan Howard yang berada jauh di depan mereka. "Jadi ini tujuanmu, Zero?" Vernon membuka suara. "Dulu kau terobsesi pada Alice, dan berusaha mengambil darahnya. Itu semua agar kita bisa bebas?"

Zero terdiam, nampak sedang termenung. "Awalnya aku memang benar-benar menginginkan darah Alice karena rasa hausku. Tapi kemudian, aku ingin memanfaatkannya. Menjadikannya alat agar kita bisa bertemu dengan Mom dan Dad." Zero menoleh ke belakang, menatap Vernon. "Tapi itu dulu. Sekarang aku kasihan padanya. Aku mendukung Sean dan Alice. Tapi apa yang harus aku lakukan? Semua sudah jadi seperti ini."

"Dan kau akan tetap menikahi Alice?" tanya Vernon lagi.

Kali ini Zero memutar tubuhnya, menghadap dengan Vernon. "Ya, tentu saja. Bukan karena aku ingin melancarkan rencanaku. Tapi karena aku ingin menyelamatkannya. Hanya itu satu-satunya cara agar Alice tetap hidup. Tak ada pilihan lain."

Mereka terdiam. Reid -yang berada di sebelah kiri Vernon, tiba-tiba tersenyum getir. "Aku juga memihak Alice dan Sean. Ingin mendukung mereka. Tapi sebagian dari diriku bahagia karena sebentar lagi kita akan bertemu Mom dan Dad." Senyuman miris itu tertarik semakin lebar. "Rasanya aku benar-benar jahat, karena mempunyai perasaan seperti ini."

Vernon tiba-tiba mengusak pelan rambut Reid. "Tidak. Bukan hanya kau, tapi aku juga. Bahkan mungkin Zero juga merasakan hal yang sama. Kita ingin sekali mendukung Alice dan Sean. Karena bagaimana pun juga Alice sudah menyelamatkan Zero. Tapi sebagian dari hati kita juga merasa senang." Vernon menghela napas pelan. "Apapun yang terjadi nanti, aku hanya berharap kita mengambil jalan yang benar, seperti kata Dad. Tanpa memikirkan diri kita sendiri. Terutama kau, Zero."

Zero hanya terdiam. Mendongak menatap sang rembulan dalam keheningan.

***

Hari ini, Alice dan Sean kembali ke sekolah. Semua terlihat seperti biasa. Senyuman lebar terukir di bibir Alice ketika bertemu dengan teman-temannya. Dan Sean akan selalu memasang wajah datar. Bersikap dingin membuat semuanya nampak normal. Begitulah topeng yang mereka gunakan. Dan topeng itu ... tak akan pernah bisa menyembunyikan isi hati mereka.

Pertengahan musim semi. Kalimat itu selalu terngiang dalam pikiran Alice. Seolah sedang menghantuinya. Memaksanya untuk kembali terjebak dalam rasa panik dan sedihnya. Kegelisahan tanpa sadar terus bersarang di hati Alice.

Alice memejamkan matanya. Kembali, bayang-bayang wajah V01 muncul di benaknya. Namun berapa kali pun itu terjadi, Alice akan terus menegaskan bahwa sekarang masih musim dingin. Tak perlu dipikirkan. Semua akan baik-baik saja.

"Aku dengar kau akan menikah dengan Zero?"

Alice yang sedang berdiri di depan lokernya seketika terlonjak kaget. Gadis itu membuka mata dan menoleh ke arah samping dengan sebal. "Bisakah kau ... tak perlu mengagetkanku?"

Angel yang tadi bertanya hanya bisa tersenyum miring. Menatap Alice dengan ekspresi liciknya. "Itu berarti kau dan Sean tak bisa bersama?" tanyanya lagi. Tak menghiraukan perkataan Alice. "Baguslah," ucap Angel dengan ekspresi yang sangat lega.

"Hal itu belum diputuskan!" Alice menatap geram dengan nada tak terima.

"Ya, ya, aku tahu," ujar Angel dengan nada malas. "Bagaimana pun juga ini belum keputusan akhirnya." Angel tersenyum miring lagi. Sambil melangkah mundur, gadis itu berkata, "Selamat menikmati sisa waktumu bersama Sean. Aku tak akan mengganggu." Lalu gadis itu pun menjauh pergi.

Regulation of Vampire [END-Part Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang