"Lah, kalian semua di sini?" tanya Clara saat tiba pada tujuannya.
Pandangan Kevin beralih. "Iya, Ra. Ini 'kan tempat tongkrongan kita, jadi kita pasti ada di sini."
Clara mengangguk, ia berjalan memasuki warkop itu. Karena halaman luar sudah dipenuhi dengan anak-anak geng Jervanos dan geng Tiger, bisa dibilang kawasan warkop sudah sepenuhnya milik kedua geng tersebut. Sehingga, jika ada murid lain, yang berani mendekati warkop itu, mereka semua tidak akan membiarkannya dengan begitu saja.
"Ra, mau makan rames?" tawar Kevin yang mengikuti langkah Clara, untuk ikut masuk bersamanya ke dalam warkop Mpok Ijah.
Clara menggeleng. "Nggak gue mau pesan pop mie," tolaknya secara halus.
"Kalo gitu minumnya es teh 'kan? Gue pesenin sekalian, ya. Kebetulan gue ...."
"Mpok, air putihnya satu sama pop mie rasa soto." Clara tersenyum, saat mendapat jempol dua yang Mpok Ijah tunjukan.
"Kenapa nggak es teh? Biasanya lo minum es teh kalo di sini," ujar Kevin terduduk bersama dengan Clara, bersebelahan.
"Gue lagi mengurangi minuman manis, Vin."
"Ra, lo mau bolos kelas lagi? Habis ini kelasnya Pak Johan, mapel Fisika." Haruto datang, dengan ketegangannya.
"Tenang aja, Haru. Gue ke sini cuman mau makan, nanti kalo udah bel masuk. Gue pasti ke kelas, dan ikut pelajaran." Jawaban dari Clara membuat Haruto lega, namun kenyataannya Haruto pun sama sekali tidak menginginkan jawaban itu dari mulut Clara. Karena Haruto lebih suka berada di warkop, daripada harus duduk diam di kelas.
Haruto terduduk di sela-sela antara Clara dan Kevin, sehingga Kevin harus menjauh dari Clara. "Duduk di tempat lain 'kan bisa, masih banyak kursi yang kosong," protes Kevin.
"Gue ini pacarnya, jadi gue harus duduk di sampingnya. Kalo lo, siapanya Clara? Bukan siapa-siapanya 'kan? Jadi sebaiknya lo yang minggir," bantah Haruto membuat Kevin bungkam.
"Kevin, tadi waktu Pak Santoso grebek warkop ini. Lo ketangkep?" tanya Devano yang tiba-tiba masuk, dengan sekaleng minuman soda di tangannya.
"Nggak, gue ngumpet di WC."
"Pinter juga, ya, lo," puji Clara membuat Kevin tersenyum memandangnya. Akan tetapi, Haruto justru menghalangi pandangan Kevin terhadap Clara.
"Ahm, kalian sendiri gimana? Ketangkep?"
"Pasti ketangkep, kalian semua 'kan ...." Marshell datang, dan menggantungkan ucapannya. Disambung dengan ibu jari miliknya, yang terbalik ke bawah.
"Maksud lo, kita ini cupu?" duga Devano berdiri dari duduknya.
"Gue nggak bilang itu, Vano. Tapi, kenyataannya kalian semua memang nggak bisa lari, dari masalah kecil kaya gini. Apalagi, dari masalah besar nanti? Kalo seandainya geng kalian dalam masalah, sama geng berandalan yang ada di jalan, kalian semua bisa apa?" Marshell tertawa, dengan perkataan melantur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...