51. TRAUMA

17 3 0
                                    

Sepasang tangan Clara meraba-raba tanah, untuk mencari senter miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepasang tangan Clara meraba-raba tanah, untuk mencari senter miliknya. Dengan suara Isak tangis, akhirnya Clara dapat menemukan senter tersebut. Namun, lampu dari senter itu tidak dapat menyala dengan semestinya. "Please ...."

Lampu pada senter akhirnya menyala, tetapi cahayanya perlahan meredup. Kemudian mati total, tidak bisa untuk dinyalakan lagi. Kegelapan malam, telah membuat Clara ketakutan. Tanpa ada penerangan dari cahaya lampu mana pun, Clara mencoba berdiri dari posisinya. Tangisan Clara kembali pecah, saat kedua kakinya terasa lemas; tidak bertenaga.

Clara bersimpuh di atas tanah. "HARU!!"

Teriakan dari Clara tidak berhasil mendatangkan pemilik nama itu, justru memanggil burung hantu yang mulai bertengger di batang pohon. Clara mendongak, hanya sinar dari bulan dan bintang yang dapat menerangi. "Gue takut," lirih Clara sambil merangkak menuju pohon beringin besar, yang terletak cukup dekat dengannya.

Clara terduduk sembari menekuk kedua kakinya, lalu memeluk lutut yang sudah terluka. Embusan angin sesekali membuat bulu kuduk Clara meremang, bahkan Isak tangis semakin terdengar dalam. Malam pun semakin larut, tetap tidak ada pertanda seseorang yang melewati tempat itu. Sepertinya, murid-murid SMA Bhineka Bangsa dan SMA Tunas Mandiri, sudah lebih dulu tiba di tenda.

"Haru, kenapa lo tinggalin gue." Clara menyenderkan kepala dan punggungnya, pada pohon di belakang. Sembari mengusap-usap lutut, yang terasa perih.

Selang beberapa saat, Clara terduduk di bawah pohon seorang diri. Terdengarlah suara, dari semak-semak belukar yang berada di kejauhan. Clara melihat pada semak-semak yang bergoyang, hingga dalam sesaat bola matanya dibuat membulat penuh. Bahkan, tangisan Clara pun terhenti sejenak.

Seorang laki-laki terlihat dari kejauhan, dia berjalan sambil menyingkirkan akar-akar pohon yang menghalangi jalannya. Langkah pelan tertuju pada Clara, laki-laki itu mengarahkan lampu senternya tepat mengenai wajah Clara. "Ra?"

Clara tersenyum lebar, saat ada seseorang yang berhasil menemukannya. Dan, akan membawa dirinya pergi dari tempat menyeramkan ini; hutan. Laki-laki itu semakin mendekat, lalu berlutut di hadapan Clara seraya mengarahkan lampu senter ke bawah, supaya tidak mengenai wajah Clara lagi. Namun, laki-laki itu hanya memandang Clara dengan raut datar, dan memilih untuk duduk di samping Clara.

"Bawa gue pergi dari sini," pinta Clara dengan suara gemetar.

Laki-laki itu menoleh, lantas melepaskan jaket denim-nya untuk dipakaikan pada Clara. Dan, merobek sedikit baju bagian bawahnya, supaya dapat menutupi luka di lutut Clara. Tidak ada kata yang terlontar darinya, hanya telapak tangan yang laki-laki itu ulurkan di depan Clara. Tanpa ragu Clara menerima uluran tangan itu, mengenggamnya kuat.

Mereka berdua berdiri, tetapi Clara tidak bisa berjalan. Sehingga, laki-laki itu berjongkok di depan Clara. "Naik," perintahnya membuat Clara menjatuhkan diri pada punggung, yang tidak begitu kekar.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang