"Makasih, ya," ucap Clara menerima cokelat itu dengan senang hati.
Sekilas, Keanu pun terkejut. Lantas, menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak mungkin!" seru Keanu membuat Clara dan laki-laki itu memandangnya secara bersamaan.
Lantas, Keanu langsung tersadar sesaat bel masuk berbunyi. Ia mengucek kasar salah satu matanya, dan mengedipkan kedua mata berkali-kali. "Ah, astaga!" decak Keanu tersentak ke belakang.
"Kenapa?" tanya Clara biasa, dengan alis yang terangkat.
"Gue kira lo itu ...."
"Haruto?" sambung Clara.
Keanu mengangguk pelan, lantas menepuk satu bahu Gavin. "Sorry, ya."
"Gakpapa." Gavin membalasnya singkat, dengan senyuman. Entah, sejak kapan Gavin jadi sering tersenyum seperti itu.
Keanu menggaruk pelipisnya, dengan satu tangan yang berada di pinggang. Lalu, berjalan memasuki ruang kelasnya. "Kok bisa, ya, gue membayangkan Haruto dateng ke sekolah ini lagi. Terus kenapa tadi Gavin mirip banget sama Haruto," gumamnya
Clara tertawa singkat, memandang Gavin di hadapannya. "Gue masuk ke kelas dulu, ya."
Gavin mendekatkan langkahnya, hingga sepasang sepatu itu bertemu dengan pasang sepatu Clara di bawah. "Gue ada di perpustakaan, kalo lo butuh apa-apa dateng aja," ujarnya sambil mengusap rambut Clara.
Anggukan cepat Clara perlihatkan, lalu Gavin pun berlalu pergi membuat Clara tersipu malu, dan terus memandang punggungnya yang tidak begitu kekar; tidak seperti Haruto. Namun, itu tidak menjadi masalah untuk Clara.
"Kenapa masih berdiri di sini, Clara?!" tegas Pak Santoso yang tiba-tiba ada di dekat Clara.
"Nggak denger bel masuk udah bunyi?! Cepat masuk ke kelas!" suruhnya membuat Clara bergidik takut, dan langsung memasuki kelas.
Jam pertama di kelas 12 IPA 2 yaitu olahraga, mereka semua yang sudah berganti pakaian langsung baris di lapangan. "Hari ini kalian semua bermain basket, ya. Berhubung ini cuacanya panas, jadi yang bermain basket lebih dulu itu cowok. Buat yang cewek bisa duduk di pinggir lapangan, cari tempat yang teduh. Tapi, jangan ada yang ke kantin apalagi kembali ke kelas!" Guru olahraga yang bernama Pak Joo pun mulai meniup peluit di mulutnya.
Setelah pemanasan dilakukan, mereka berhamburan untuk menempati posisi masing-masing. Terutama para laki-laki, yang mulai dibagi menjadi dua kelompok. Keanu dan Ajun berada di kubu Devano, sedangkan Gilang memisahkan diri dari mereka dan masuk di kubu lawan. Permainan basket dimulai, bola yang berukuran besar dan berat itu dilambungkan ke atas.
Membuat para murid laki-laki itu, langsung memperebutkannya. "Ayo!! Semangat!!" seru Zoya di pinggir lapangan, tetapi tidak dengan Clara yang justru berbaring, dan meletakkan kepalanya di paha Zoya.
"Ayang Ajun!! Semangat, kamu pasti bisa!" teriak Zoya kembali, membuat Ajun menoleh padanya dan tersenyum lebar.
"Cih," desis Clara muak dengan kata-kata yang keluar dari mulut Zoya, sehingga ia menutup matanya menggunakan lengan tangan, dan tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...