P r O l O g

237 17 17
                                    

🦋🦋

"Dari perbedaan, aku bisa menemukan arti ketulusan." - Clara Maurine Nasution

"Buat gue lo terlalu cantik, sangat cantik. Nggak usah pake tanda tanya, karena udah cukup adanya tanda titik." - Haruto Rasendra Pratama

"Jatuh cinta, ibarat mencari tau makna dalam sebuah kata. Sulit untuk dipahami, tapi mudah untuk dibaca dalam hati. Sama seperti iman yang berbeda, nggak akan bisa menyatukan amiin kita berdua." - Gavin Adijaya

🦋🦋


Senin, 2 Januari 2022 Jakarta Selatan.

"Ayo anak-anak cepat masuk, sebentar lagi gerbang sekolah mau ditutup. Karena upacara penerimaan siswa-siswi baru akan segera dimulai," ujar seorang laki-laki berperawakan tinggi besar, dengan kumis yang melengkung lebat. Setia berdiri di sisi gapura yang bertuliskan SMA Bhineka Bangsa, para siswa-siswi pun berlarian usai mendengar peringatan dari satpam itu.

Tanpa menunggu kedatangan siswa-siswi lebih lama lagi, satpam pun langsung menutup gerbang besi yang membentang pada gapura sekolah, lalu menggemboknya. Setelah jam di pergelangan tangan menunjukan pukul tujuh, dan upacara pun akan dimulai. "Pak! Kok gerbangnya di tutup, saya 'kan belum masuk!" protes seorang perempuan yang datang terlambat, tampak penampilannya berantakan dan napas terengah-engah.

"Lah, salah kamu sendiri kenapa datangnya terlambat. Ini udah jam tujuh, upacara udah dimulai jadi saya tutup gerbangnya."

"Pak, tadi mobil saya di jalan mogok. Jadi, saya naik ojek tapi kena macet. Sekarang saya 'kan udah sampai, tolong buka gerbangnya, ya. Saya harus masuk, saya siswi baru di sekolah ini," ujarnya memelas sambil mendekatkan diri, pada sela-sela gerbang besi yang sudah berkarat.

"Tapi, kamu datang terlambat jadi saya nggak bisa buka gerbangnya, sekarang kamu pulang aja karena kalo masuk jam segini, pasti juga dapat hukuman dari guru BK," kata satpam itu, lalu beranjak pergi dengan santai.

Perempuan itu mendengus kesal, ia mengacak rambutnya yang sudah berantakan. Lalu, mengendorkan kaitan dasi di kerah seragamnya, yang dikeluarkan. Sementara kaos kaki yang hanya setinggi mata kaki, pun membawa langkah itu pergi dari depan gapura. Dia berjalan santai menyisir halaman SMA Bhineka Bangsa, dengan tas ransel yang disampirkan pada salah satu bahunya saja.

Kelopak mata memicing, ketika melihat seorang laki-laki berseragam lengkap sepertinya, sedang berdiri tegak di sebuah gerbang kecil yang berada di halaman belakang sekolah itu. Tanpa bersuara, perempuan yang saat ini berada di belakang laki-laki itu pun meraih bahu lebar, yang lebih tinggi dari puncak kepalanya. Laki-laki itu tersentak saat berbalik, dan keempat bola mata langsung mengunci erat. "Lo ngapain di sini?" tanya perempuan, yang masih menyentuh bahu laki-laki di hadapannya itu.

"Gue mau masuk, lo sendiri kenapa ke sini?"

"Gue ke sini karena gerbang depan udah ditutup sama satpam, jadi gue mau masuk lewat belakang. Gue harus ikut upacara, kalo nggak ...." Bola mata perempuan itu berlarian, dengan kalimat yang menggantung.

"Eh! Dasar mesum!" serunya, langsung menyilangkan kedua tangan di bagian bawah untuk menutup rok mini yang dipakainya. Sesaat laki-laki itu berjongkok, dan merunduk.

"Udah, nggak usah mikir yang aneh-aneh. Kalo mau masuk, lo harus naik ke punggung gue. Terus manjat ke pintu." Pandangan perempuan itu pun menelisik pada sebuah pintu kecil, yang juga tergembok di sana.

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang