Sinar matahari yang berada di luar ruangan, tersorot masuk melewati kaca jendela. Dari pantulan jam, yang melingkar di tangan sebelah kiri. Membuat sinar terang itu, menerobos masuk pada sepasang kornea yang tertutup. Hingga bulu lentik pun bergerak, mengerjap sesaat lalu terbuka sepenuhnya.
Clara tersentak, ketika ia mendapati seseorang berada di sebelahnya. "Lo ngapain di sini?!"
Laki-laki itu terus menggerakan tangan, di buku tulisnya. Rasanya enggan untuk membalas pertanyaan dari Clara, apalagi menoleh ke samping; memandangnya. Dia tetap diam, angkuh dengan kegiatannya saat ini. Hingga jam di tangan kirinya, kembali memantulkan sinar matahari di wajah Clara.
"Ah!" Clara menutup matanya, dengan tangan.
Pada akhirnya, laki-laki itu menoleh ke samping. Memandang Clara sejenak, kemudian menurunkan tangannya dari atas meja, supaya jam tangan itu tidak berpantulan dengan sinar matahari dari balik kaca jendela. Begitu dengan Clara, yang mulai menjauhkan tangannya, dan membuka mata.
"Lo ngapain di sini?" ulang Clara tetap tidak mendapatkan balasan. Laki-laki itu justru menutup buku tulisnya, dan beranjak pergi.
Clara mengerutkan kening, bergegas menyusul kepergiannya. "Lo ngikutin gue ke sini? Lo sengaja deketin gue, biar gue bisa mengganti cokelat lo, yang udah gue makan tadi?"
"Heh, gue lagi ngomong sama lo, Gavin!" imbuh Clara saat semua pertanyaannya, tidak dibalas sama sekali.
Pandangan Gavin menatap bola mata Clara singkat, lalu kembali mengarah pada rak-rak buku di depannya. Ia mengambil dua buah buku, dan berjalan ke arah mejanya tadi. "Gavin!!" teriak Clara tidak sadar jika berada di perpustakaan.
"Ssstttt! Jangan teriak-teriak," tegur penjaga perpustakaan.
Clara membungkam mulutnya, ia pun menghampiri Gavin dan duduk di sebelahnya. "Lo bisu, ya? Nggak bisa ngomong? Tapi, tadi pagi lo marah-marah sama gue, gara-gara cokelatnya gue makan. Terus sekarang, kenapa lo diam kaya gini?"
"Lo udah dari tadi ada di sini? Berarti, lo lihat gue lagi tidur dong?" lanjut Clara dengan pertanyaan, yang masih belum terbalaskan.
Clara menekuk wajahnya, ia melipat kedua tangan di atas meja. Sambil memandang Gavin, penuh emosi. Dasar manusia buku, batin Clara sesaat.
Pandangan Gavin sedari tadi tertuju pada buku-bukunya saja, sampai sekelompok manusia datang ke meja itu, membuat konsentrasi Gavin sedikit terganggu. "Gavin!! Lo apa kabar?!" tanya Gilang menepuk bahu Gavin, dan duduk di depannya.
"Vin, serius amat lo belajarnya," ujar Devano yang juga mengambil posisi duduk di sebelah Gilang.
Lantas, Keanu pun datang dan duduk di kursi bagian samping kanan Gavin. "Lo kenapa bisa sama Clara di sini?"
"Kebetulan di jam pertama kelasnya kosong, jadi gue ke perpustakaan," jawab Gavin membuat Clara mendelik.
"Itu lo bisa ngomong!" seru Clara dibalas tatapan bingung dari ketiga laki-laki di sana. Kemudian, Ajun dan Zoya pun datang membawa beberapa lembar kertas folio, yang sudah dipenuhi dengan tulisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...