"Maksud lo apa, Ra?" tanya Kevin balik, dengan raut yang gelisah.
Clara pun mengulang pertanyaannya, kali ini semakin diperjelas. "Iya, maksud gue. Semalam lo ada di mall yang sama 'kan? Waktu Gavin ketabrak mobil, lo juga ada di sana?"
Kevin menggaruk tengkuk leher berkali-kali, lalu bola matanya berlarian dengan mulut yang mendesis. "Gue nggak tau, Ra, soal itu. Semalam gue ada di rumah, karena ada tamu penting yang dateng, jadi gue nggak boleh keluar sama bokap."
"Oh, gitu. Mungkin gue yang salah liat, soalnya mobil yang nabrak Gavin semalam ... sama kaya mobil punya keluarga lo, yang waktu itu buat liburan kita di Bali," ucap Clara membuat para teman-temannya tersentak kaget.
"Lo yang bener, Clara. Jangan asal menuduh orang sembarangan, mana mungkin sih Kevin tega menabrak Gavin sampe kritis," bantah Bondan.
"Jadi, Gavin kritis?" timpal Kevin dengan kedua alis yang terangkat, Bondan pun membalasnya dengan anggukan.
"Ra, lagian sebelum kecelakaan itu, mobil keluarga gue udah dikirim lagi ke Bali kok," tambah Kevin, berbohong.
Kini, Clara hanya bisa mengiyakan pernyataan dari Kevin. Sebab, tidak ada bukti yang kuat bagi Clara untuk menuduh Kevin, sebagai pelaku dari tabrak lari yang dialami oleh Gavin. Namun, ia tetap akan mengumpulkan bukti, serta mencari tahu kebenaran atas kecelakaan tersebut.
"Keanu, jenazah Haruto akan segera dibawa ke pemakaman, ya," ujar Rendi menghampiri Keanu, sehingga Keanu pun mengangguk lalu mengajak beberapa dari mereka, untuk memanggul keranda itu.
Para taziah pun beranjak, setelah beberapa laki-laki membawa keranda yang dilapisi oleh kain hijau, bertuliskan 'innalilahi wainailaihi roj'iun' menggunakan tulisan Arab. Keanu dan Bondan meminggul bagian belakang, sementara Kevin dan Gilang meminggul bagian depan. Lalu, Devano memegang payung untuk menutupi bagian atas keranda itu, dan Clara berjalan pelan mengikuti langkah mereka di belakang, sembari memeluk erat foto Haruto.
"Kamu tau kabar mamahnya Haruto?" tanya Rendi saat diperjalanan menuju makam.
Clara menoleh ke samping, menatap sendu Rendi yang tengah memegang batu nisan, yang tertulis nama panjang Haruto. "Maaf, Om, Clara nggak tau banyak. Clara cuman tau, kalo tante itu menikah sama ayahnya temen Clara yang namanya Kevin."
"Ayah, Bella udah kasih tau mamah kalo kak Haruto udah nggak ada. Terus, mamah bilang mau langsung ke pemakaman," sambar Bella di belakang. Namun, Rendi hanya mengangguk singkat.
Setibanya di tempat pemakaman umum, jenazah yang sudah memakai kain kafan pun dimasukkan ke dalam tanah, yang memang sengaja digali cukup dalam, sebagai rumah terakhir Haruto di keabadian. Tanah kembali menutupi lubang itu, disusul dengan batu nisan yang berdiri tegak di sisinya. Kemudian, taburan dari kelopak bunga mawar dan melati telah mengharumkan tanah basah itu. Cukup banyak orang, yang menaburkan bunga di atas makam Haruto, sehingga gundukan tanahnya tidak begitu terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Jugendliteratur[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...