"Eh, lo mau ke mana, Vin?" cegah Devano.
"Gue mau menyusul Clara, takut dia kenapa-kenapa."
"Jangan, lebih baik lo sama kita-kita aja. Biarkan Haruto berdua sama Clara, karena Haruto mau kasih kejutan buat dia," ujar Devano membuat Kevin menampik tangan Devano, dan langsung berlalu pergi.
"Kira-kira, Haruto mau kasih kejutan apa, ya, buat Clara?" tanya Ajun kepada Zoya, mereka berdua saling berbisik penasaran. Karena ketika Clara dan Gilang bertengkar, Haruto meminta Ajun, Keanu dan Devano untuk memberitahu Clara, supaya menyusul dirinya yang ada di danau.
"Kita mau ngapain di sini?" tanya Gavin kepada mereka semua.
"Minum kopi di warung itu aja, sambil menikmati pemandangan yang indah dari atas sini," usul Devano yang berjalan, menuju ke sebuah warung yang tidak jauh dari posisi mereka.
Awan mengedarkan pandangannya. "Katanya di sini wahana, tapi mana? Arum jeram aja nggak ada, apalagi flying fox."
"Dulu ada, mungkin sekarang udah hilang," ketus Kevin mengambil kursi di warung itu, dan duduk.
"Api cemburu mulai menyala, karena Haruto lagi berduaan sama Clara," bisik Marshell kepada Gilang, membuat keduanya tertawa.
"Zoya, kamu tahu nggak? Apa bedanya kamu sama pemandangan di sini?" tanya Ajun berhadapan dengan Zoya, sambil tersenyum lebar.
"Apa bedanya?" tanya Zoya balik.
"Kalo pemandangan di sini itu untuk dinikmati, tapi kalo kamu ... itu untuk dimiliki," jawab Ajun membuat Zoya tersipu malu, disambung dengan tawa dari para teman-temannya.
"Itu gombalan lama, Jun, anak SD juga tau. Kalo lo mau gombalin cewek, belajar dulu sama gue," sambar Devano.
Sementara itu, di tempat lain. Clara tengah mencari-cari keberadaan Haruto, pandangan yang sejak tadi tidak berhenti beredar. Masih belum menemukan keberadaan, laki-laki menyebalkan itu. Langkah Clara terus mendekat pada danau, beberapa ranting pohon itu injak dengan sengaja. Sesekali ia pun berteriak memanggil nama Haruto, tetapi tidak ada sahutan dari pemilik nama tersebut.
"Di mana sih dia!" umpat Clara menghentikan langkahnya di bawah pohon rindang, dan mulai membulatkan bola matanya penuh. "Atau dia udah dimakan sama buaya, yang ada di danau itu? Ah, tapi masa buaya makan orang setinggi Haru. Nggak akan mungkin cukup dimulut buayanya, 'kan," lanjut Clara.
Embusan napas sesal Clara keluarkan, ketika ia hendak melanjutkan langkahnya kembali. Sesuatu tidak sengaja terinjak oleh kaki Clara, buru-buru ia merunduk dan mengambilnya. Sebatang cokelat dengan bungkus berwarna ungu, dengan tulisan yang tertempel di sana sebagai petunjuk.
"Ikuti aku?" Kening Clara berkerut. Lalu mulai memandang ke arah depan, bola matanya kembali melihat sebungkus cokelat, yang tergeletak begitu saja di tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Ficção Adolescente[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...