"Lo gakpapa?" tanya seorang laki-laki yang berdiri tegak di depan Clara.
Clara pun mendongak, dengan tangan yang terus memegangi kepalanya. "Gavin?" Laki-laki itu kemudian mengulurkan tangannya, untuk membantu Clara berdiri. Namun, telapak tangan itu lebih dulu masuk ke saku celana, sebelum Clara berhasil meraihnya.
"Ah, Gavin." Clara berdiri dengan hentakan kaki pada lantai, lalu mengusap keningnya yang berdarah, karena terbentur pintu cukup keras.
"Tunggu!" cegah Clara menarik pergelangan tangan Gavin, sehingga langkahnya terhenti.
Clara bergegas menghadapkan diri di depan Gavin. "Lo dari tadi ada di ruang OSIS? Kenapa lo nggak ke UKS? Luka lo masih belum diobatin juga?" Segudang pertanyaan dari Clara, membuat Gavin memutar bola matanya malas. Lalu, kembali melangkah dengan napas yang terbuang singkat.
"Gavin, lo mau ke mana?" tanya Clara, tetap tidak mendapat jawaban darinya.
"Ga ... ah." Ketika Clara akan memanggil nama Gavin lagi, kepalanya justru terasa sakit. Sehingga, telah memikat perhatian Gavin untuk menghentikan langkahnya, lalu berbalik.
Gavin berjalan mendekati Clara, dan menggenggam tangannya. "Mau ke mana?" tanya Clara bingung.
"UKS," kata Gavin membuat Clara tersenyum. Lantas, mereka berdua pun berjalan berdampingan menuju ke UKS.
Saat di sana, Clara meminta Gavin untuk duduk di tepi ranjang. Sementara, ia akan mengambil kotak P3K, yang ternyata berada di atas lemari UKS. "Biar gue panggil dokter dulu," ujar Gavin beranjak, namun tangan Clara lagi-lagi dapat mencegahnya.
"Dokter di UKS lagi istirahat, Gavin. Jadi, lebih baik gue aja yang obatin luka lo. Tenang, gue bisa melakukan itu kok, karena saat kecil gue udah sering mengobati luka Haruto, waktu dia jatuh karena naik sepeda."
"Kening lo," ujar Gavin datar, membuat Clara tertawa dan mengusap kasar keningnya.
"Kening gue baik-baik aja, dan tadi gue cuman bercanda."
Gavin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, lalu beranjak pergi. "Nggak lucu."
"Gavin, tunggu dulu!!" larang Clara menyusulnya, dan langsung menghadang langkah Gavin di pintu UKS. "Luka lo itu perlu di obatin, jadi lo nggak boleh ke mana-mana sebelum luka lo sembuh."
"Dan, gue mau bertanggung jawab atas perbuatan Haruto tadi. Gue tau, lo nggak salah. Tapi, lo juga udah keterlaluan. Kalo lo nggak menjawab pertanyaan pak Santoso, pasti gue nggak akan mengelilingi lapangan sebanyak lima puluh kali putaran," lanjutnya.
"Sorry."
Clara mendorong Gavin untuk kembali ke ranjang paling ujung, dan mendudukkan Gavin di tepi ranjang itu. "Udah, sekarang lo harus tetap ada di UKS. Dan, biar gue yang mengobati luka lo."
"Ah, kotak P3K ada di atas lagi." Clara akhirnya menarik bangku kecil yang ada di sana, sebagai alat bantu untuk mengambil kotak P3K tersebut. Namun, saat Clara menaiki bangku itu, posisi tumpuan kakinya tidak seimbang. Dan, membuat tubuh Clara berputar ke belakang, setelah dapat meraih kotak P3K yang berada di lemari bagian atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...