61. Cry For Love

12 3 0
                                    

"Ra!!" panggil Zoya langsung berdiri dari duduknya, saat Clara memasuki kelas bersama dengan Haruto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ra!!" panggil Zoya langsung berdiri dari duduknya, saat Clara memasuki kelas bersama dengan Haruto.

"Di mana Ajun? Dan, kenapa cuman kalian berdua yang balik ke kelas? Mana yang lainnya?" tanya Zoya panik, sehingga Clara mulai menceritakan semuanya kepada Zoya, dan membuatnya sedikit lebih tenang.

"Zoy, lo gakpapa 'kan?" tanya Clara mengusap bahu Zoya.

Zoya menggeleng dengan sorot mata yang kosong. "Dari tadi gue sembunyi di kelas, gue takut buat keluar. Dan, sekarang gue semakin takut karena Ajun ada di kantor polisi," ujarnya lalu Clara pun meringkuh tubuh Zoya, untuk saling berpelukan.

"Ajun, nggak sendirian di sana. Ada Keanu, Gilang dan beberapa anggota geng Tiger kok, pak Santoso juga ikut ke kantor polisi. Sekarang lo jangan takut lagi, ya, semoga masalah ini cepat selesai."

"Gue percaya, anak-anak geng Jervanos nggak mungkin membunuh orang, dan nggak bertanggung jawab kaya gini. Apalagi, waktu kejadian itu kita semua lagi camping 'kan."

Bel berbunyi, menandakan jam pelajaran kedua akan segera dimulai. Devano baru memasuki ruang kelas, dengan napas lega setelah mengantarkan Flora dan Bella ke kelas mereka. Seusai kericuhan yang terjadi secara tiba-tiba, para guru pun kembali melanjutkan kegiatan pembelajaran, disetiap kelas. Walaupun, keadaan sekolah saat ini berubah menjadi berantakan, begitu dengan jendela ruang kelas dua belas yang pecah.

Kring!

Bel berakhirnya semua pelajaran hari ini telah berbunyi, murid-murid pun mulai berhamburan untuk pulang. Namun, tidak dengan kedua laki-laki yang justru baru memasuki kelasnya, setelah kegiatan pembelajaraam berakhir.

"Mana Gilang? Nggak ikut balik ke sekolah?" tanya Haruto menghampiri Ajun dan Keanu.

Zoya pun langsung mendekati Ajun. "Sayang, kamu gakpapa 'kan?"

Ajun mengangguk, lalu merunduk dengan wajah yang masam. Begitu juga dengan Keanu, yang terus mengembuskan napas berat, sambil mengacak rambut belakangnya yang tidak gatal. "Gilang ditahan," ujar Keanu sambil melangkah menuju bangkunya.

Haruto mengikuti langkah Keanu dari belakang. "Ditahan?? Kenapa lo nggak bebasin dia? Gilang itu nggak salah, jadi dia nggak bisa ditahan dengan cara kaya gini," protes Haruto.

"Gue bukan siapa-siapa, dan gue juga bukan saksi mata. Jadi, gue nggak bisa bebasin Gilang begitu aja, lagi pula Gilang cuman ditahan sementara."

"Mau sementara atau lama, Gilang tetap teman kita, Keanu. Kita nggak bisa membiarkan Gilang ada di dalam penjara, apalagi ini bukan karena kesalahan Gilang," timpal Devano terduduk di meja.

Keanu menatap Devano dan Haruto secara bergantian, lalu menyampirkan tas ranselnya pada bahu kiri. "Barang bukti, udah ada di tangan polisi. Dan, sekarang kasus ini udah naik ke tahap penyidikan, karena itu Gilang ditahan buat sementara waktu, sampai Gilang benar-benar nggak terbukti bersalah."

DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang