[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ]
Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Haru!"
Saat ini, Clara sudah berada di atas tubuh Haruto. Ia sengaja menjatuhkan tubuhnya, dan menghadapkan diri pada Haruto, supaya tongkat bisbol itu dapat mengenai punggungnya. Ia juga sudah mengorbankan diri untuk melindungi Haruto, sehingga kericuhan yang terjadi di sana berakhir karena pemandangan itu.
Mereka semua berdiri tegak, memandang kalut punggung Clara yang akan terkena pukulan keras dari tongkat bisbol, yang sudah dilambungkan ke atas oleh Nichole. Begitu dengan Haruto yang langsung memeluk Clara erat, ketika melihat tongkat itu semakin mendekat ke arah punggung Clara. Sepasang tangan Haruto yang besar, telah menutupi sebagian punggung Clara, agar tongkat bisbol tidak sepenuhnya menyakiti Clara.
Bug!
Tidak terdengar suara rintihan dari Clara, padahal Clara sudah memejamkan kedua matanya kuat. Namun, suara pukulan yang begitu keras dari tongkat bisbol, sangat menggema di telinga Clara. Bola mata mereka semua terbalalak, setelah tongkat bisbol di tangan Nichole terjatuh ke lantai begitu saja, disambung dengan jatuhnya Gavin sesaat mendapatkan pukulan kencang, pada tungkak lehernya.
"Gavin!" seru Haruto, saat melihat Gavin berdiri tegak di belakang Clara. Dan, kini sudah tergeletak lemah di lantai sekolah.
Clara membuka matanya, lalu menoleh ke samping. "Gavin!" teriak Clara saat menangkap Gavin, yang sudah tidak sadarkan diri akibat terkena pukulan dari tongkat bisbol itu, hanya untuk melindungi Clara.
"Gavin!!" seru Kevin langsung mendekatinya. Hingga suara sirine dari polisi, telah mengakhiri kericuhan itu. Geng Carantula pun berhamburan melarikan diri, akan tetapi Nichole dan salah seorang temannya berhasil tertangkap oleh polisi.
Begitu dengan Geng Jervanos dan geng Tiger langsung berkerumun di sekitar Gavin, disusul dengan Awan yang berlari menghampiri sambil menangis. "Gavin, bangun!" pintanya.
"Gavin, maafin gue," rengek Clara menangis di samping tubuh Gavin.
"Bawa ke UKS sekarang!" suruh Haruto membuat mereka semua, langsung mengangkat tubuh Gavin.
Kepergian mereka seraya membawa Gavin, telah menyisakan luka pada hati Clara. Cairan bening itu terus saja berjatuhan, bahkan Isak tangisnya sejak tadi enggan menghilang. Hingga Haruto mendekati Clara, yang masih berdiri di tepi kolam renang. Lantas, meringkuh tubuh Clara dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang Haruto. Pelukan itu semakin hangat dan erat, ketika sepasang tangan Haruto yang besar, mengusap punggung Clara secara lembut.
"Kenapa jadi Gavin yang terluka, harusnya tadi yang kena tongkat bisbol itu gue, bukan Gavin."
"Dengar, Gavin pasti baik-baik aja. Jadi berhenti nangis, ya. Karena dengan lo nangis, nggak bisa mengubah kondisi Gavin sekarang 'kan," kata Haruto menepuk-nepuk kepala Clara pelan.
Langkah kaki beriringan, mendekati Clara dan Haruto yang masih berada di area kolam renang. Suara berat yang bersumber dari seorang laki-laki, membuat keduanya langsung melepaskan pelukan hangat itu. Pak Santoso meminta Haruto untuk ke ruang BK, supaya permasalahan pagi ini dapat terselesaikan, tanpa adanya keributan lagi.