"Mulai deh possesive-nya," runtuk Clara membuang pandangan ke arah lain.
"Ra, gue cuman nggak mau lo berduaan sama cowok lain. Dan, lo nggak boleh berangkat ke sekolah bareng sama cowok, selain sama gue."
"To, lagian kondisi lo itu masih belum pulih. Lo juga harus banyak istirahat, jadi biarin Clara berangkat bareng sama Kevin besok," timpal Keanu.
Kevin menimpali dengan perbincangan yang lain. "Besok, gue akan bilang sama geng Croz kalo lo belum bisa buat balapan."
"Gue terima balapannya, jadi lo nggak usah bilang apa-apa ke geng Croz. Dan, besok gue juga akan berangkat sekolah," tandas Haruto membuat Clara langsung menyodorkan beberapa butir obat padanya.
"Minum, terus tidur." Kali ini, Haruto menghilangkan sifat keras kepalanya. Ia menuruti permintaan Clara, dan mulai tertidur. Sementara di tempat tidur yang lain, tampak seorang Devano sedikit terusik ketika Gilang tertidur di sebelahnya.
"Lang, lo bisa tidur di bawah. Sempit kalo di sini, lo nggak lihat otot lo itu besar," protes Devano, tidak diperdulikan oleh Gilang. Pada akhirnya, mereka berdua pun tertidur dalam satu ranjang. Sementara itu, Keanu mulai mempersiapkan tempat tidurnya, di lantai.
"Keanu, gue minta maaf, ya. Karena kejadian ini, Haruto, gue, Kevin dan Gilang jadi tidur di kost-an lo. Dan, lo harus tidur di bawah kaya gitu," lirih Clara yang masih terduduk di samping Haruto.
"Gakpapa, Cla. Santai aja, anggap ini rumah lo. Ya, walaupun kecil, sempit dan panas. Tapi, lumayan bisa menampung banyak orang," ujar Keanu dengan mengulas senyuman.
Clara mengangguk, setelah Haruto terlelap tidur. Kevin pun beranjak, ia memilih untuk menghirup udara malam di teras kost-an itu. Daripada, ia harus melihat perhatian Clara terhadap Haruto di dalam; hanya membuatnya sakit hati. "Kapan, lo akan tau perasaan gue ini? Gue benar-benar udah nggak kuat, menahan perasaan ini lebih lama lagi," gumam Kevin sambil memejamkan kedua kelopak mata.
"Perasaan apa?" Suara itu telah mengejutkan Kevin, sesaat ia pun membuka penuh sepasang matanya.
Kevin berbalik, ia menangkap wajah cantik itu ada di belakangnya. Berkat embusan angin malam, rambut panjang itu pun berterbangan, disambung dengan senyuman yang terkembang. "Clara!"
Clara mendekat, memegang pagar besi yang sedari tadi menjadi pegangan Kevin di sana. "Perasaan apa yang lo maksud tadi?" ulang Clara, sembari menatap indahnya pemandangan malam dari teras itu.
"P-pe-perasaan ...." Kevin menggantungkan perkataannya, menatap Clara dari samping. Ia gugup, ketika Clara berbalik memandangnya.
"Gue masih bingung sama Haru, kenapa dia kelihatan nggak suka sama lo, ya? Padahal, kalian berdua itu udah kenal lama, bahkan dari SMP kalian juga udah berteman." Akhirnya, Clara mencairkan suasana di antara mereka.
Namun, Kevin tetap diam. Sorot bola matanya, terus menangkap wajah Clara; anggun, dan menawan. "Atau mungkin, karena ibunya Haru sama adiknya itu, udah jadi bagian keluarga lo? Jadi, Haru nggak suka kalo ada lo, karena pasti dia ingat sama masa lalunya dulu," imbuh Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Teen Fiction[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...