"Ra, lo pakai shampo apa sih? Kok ada ketombenya," kritik Haruto membuat Clara langsung membuka matanya, dan terbelalak.
Lantas, Clara langsung terperanjat dan menjauh dari Haruto. "Apa sih, Haru. Gue pakai shampo yang biasa lah, memangnya banyak banget ketombe di kepala gue? Di mana?"
"Eh, tunggu." Haruto berdiri, dan langsung mencegah tangan Clara, yang sedang menepuk-nepuk kepalanya.
"Kayanya itu bukan ketombe," duga Haruto membuat Clara langsung mendekatkan hidungnya, dengan jari telunjuknya yang terdapat sebuah kotoran berwarna putih.
"Huek." Clara menjauhkan jarinya dari hidung, setelah mendengus bau tidak sedap dari kotoran tersebut.
"Kotoran burung, ya?" tebak Haruto tertawa, lalu disusul dengan suara kepakan sayap dari burung dara, yang sejak tadi bertengger di atas atap halte.
Bola mata Clara membulat penuh menatap Haruto. "Jadi ini bukan ketombe, tapi kotoran burung?" Haruto pun mengangguk, namun masih dengan tawanya.
"Shit, gue harus mandi pakai bunga tujuh rupa kalo kaya gini, ah," decak Clara kesal, lalu Haruto meraih pergelangan tangannya, dan menghampiri motor Kawasaki.
"Nggak usah berlebihan, itu cuman kotoran burung. Bukan kotoran manusia 'kan. Jadi, bisa di bersihin pakai shampo," ujar Haruto enteng membuat Clara menepis tangannya, dari genggaman Haruto.
"Gue kira tadi lo mau ...." Perkataan Clara terhenti, ketika Haruto membalasnya dengan tatapan intens. Lalu, beralih pada jalanan yang ramai di sana.
"Yakali, gue mau cium lo di tempat umum. Bukannya dapat kenikmatan, tapi justru dapat hukuman dari pihak kepolisian. Lo mau dipenjara, karena udah berbuat senonoh, di halte bus."
Clara mendelik, saat Haruto mengetahui maksud dari perkataannya itu. "Udah gue mau pulang, mau cuci rambut gue. Ini baunya nggak enak banget, coba cium deh." Clara mendekatkan jarinya, pada hidung Haruto. Namun, Haruto justru menghindar dan mendorong motor Kawasakinya.
"Mogok lagi?!" tanya Clara dengan sedikit teriakan, membuat Haruto menoleh. "Iya!" Sehingga, dengan terpaksa Clara berlari mengejar kepergian Haruto.
Setiba di rumah Haruto, Clara langsung membersihkan diri di sana. Supaya bau dari kotoran burung tadi, tidak lagi tercium dan membekas di rambut Clara. Namun, Clara harus menggunakan baju Haruto, dengan size yang cukup besar. Terlebih lagi dengan bagian bahunya, yang tidak cukup di badan Clara.
"Cukup 'kan bajunya?" tanya Haruto berbalik, saat pintu kamar mandi terbuka.
"Kebesaran," runtuk Clara dengan memajukan bibir, karena kemeja putih polos yang digunakannya sangatlah besar. Sehingga, dapat menjadi dress bagi Clara. Akan tetapi, Clara tetap menggunakan rok sekolahnya, yang berukuran mini.
"Gakpapa, yang penting pakai baju 'kan?" ujar Haruto mendekat Clara, dengan segelas minuman yang sejak tadi ada di tangannya. "Minum dulu," tawar Haruto tanpa segan Clara menerima gelas tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...