Haruto memasangkan helm untuk Clara, dan mengikatkan kunci helm supaya aman. "Ayo," ajak Haruto membuat Clara mematung, ia mengingat suatu kenangan di masa lalu.
Kenapa waktu Haru bilang, sayang ... jantung gue berdetak cepat banget. Ah, mungkin karena gue nggak pernah dipanggil dengan sebutan itu, jadi gue rasa aneh dan gerogi kaya gini, batin Clara terus menatap bola mata Haruto di hadapannya.
"Ra? Ayo naik," suruh Haruto menggugah Clara dari lamunannya, lekas ia pun menaiki jok motor belakang motor Kawasaki itu. Setelah Haruto meletakkan tas miliknya, di depan.
"Tasnya bisa lo gendong di belakang aja nggak?"
"Kenapa memangnya? Nanti kalo tasnya gue gendong di belakang, lo kesempitan, Ra."
"Nggak, biasanya juga tasnya lo gendong di belakang, biar gue bisa pegangan," bantah Clara.
Haruto justru meraih kedua tangan Clara, dan diletakkan pada pinggangnya. "Lo tetap bisa pegangan kok, tapi bukan di tas gue. Supaya lebih aman, lo pegangan pinggang gue aja."
Clara menjauhkan tangannya, dari pinggang Haruto. "Nggak mau, gue bisa pegangan di jok belakang motor lo."
"Oke, nggak masalah. Kalo jatuh, jangan minta gue buat tanggung jawab, ya. Karena gue udah pegang dua tanggung jawab, pertama ganti handphone lo yang rusak, dan kedua gue harus bicara sama orang tua lo nanti. Jadi, jangan minta gue tanggung jawab lagi, kalo lo ...."
"Iya-iya, gue pegangan di pinggang lo," sungut Clara terpaksa memegang seragam Haruto.
Haruto menaikkan gigi pada sepeda motornya, membuat Clara sedikit tersentak ke depan. "Makanya, pegangannya yang bener. Jangan malu-malu, karena gue ini cowok lo, Ra. Jadi santai aja, nggak ada orang yang tahu juga, kalo kita mesra-mesraan di atas motor," ujar Haruto saat motor itu sudah melaju.
"Modus banget lo." Clara mendelik, membuat Haruto tertawa.
"Gakpapa kali modus ke cewek sendiri, daripada modusin cewek lain. Memangnya lo mau, kalo gue duain?" tanya Haruto yang terus menatap Clara di belakang, tanpa melihat jalanan depan.
"Serah lo," ucap Clara sambil mengarahkan kepala Haruto, untuk kembali memandang ke depan. "Gue nggak mau kecelakaan, jadi bawa motornya yang bener. Fokus ke jalan, bukan ke gue," lanjutnya.
"Ya, habisnya lo itu selalu buat gue gagal fokus, Ra. Makanya cantiknya itu jangan kelebihan, biar gue bisa fokus. Terutama, fokus buat mencintai lo," goda Haruto membuat Clara memukul helm Haruto.
"Nggak lucu." Clara juga bukan tipe perempuan, yang sangat mudah untuk diluluhkan. Apalagi, untuk ditaklukan hanya dengan kata-kata rayuan, dari para buaya darat. Tapi, entahlah mengapa saat SMP Clara mempunyai banyak pacar. Dan, dari semua pacar-pacar Clara, hanya Haruto yang paling istimewa. Bukan karena Haruto tampan, dan ketua geng motor. Tapi, karena Haruto memiliki sikap yang sama dengan Clara, sebagai anak nakal yang hobinya membuat masalah, baik di rumah maupun di sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Novela Juvenil[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...