Haruto mensejajarkan dirinya, di samping Clara. "Kalo lo capek, jangan dilanjutin larinya."
"Gue nggak akan capek, apalagi pingsan kali ini. Karena tadi pagi gue udah sarapan banyak, lagi pula gue nggak akan kenapa-kenapa selama ada lo," ujar Clara tersenyum, sambil tersenyum berlari.
"Kalo gitu, gue ke kelas dulu, ya." Haruto menghentikan langkahnya, setelah mendapat anggukan dari Clara. Lalu, ia berbalik dan menghampiri Gavin, yang berdiri di tepi lapangan upacara.
"Apa alasan lo buat jatuhin hukuman seberat itu sama Clara?" tanya Haruto dengan baik-baik kali ini.
"Sesuai dengan kesalahannya," kata Gavin.
"Lo pikir cuman Clara yang melakukan kesalahan? Murid-murid lain, juga sama. Tapi, mereka justru dikasih sepuluh putaran, sementara Clara lima puluh putaran. Itu nggak adil, dan lo harus tanggung jawab." Gavin mengangguk, lalu menggaruk pelipisnya yang gatal.
Kemudian, Haruto berlari memasuki kelasnya untuk mengambil sebotol air mineral, yang berada di atas meja Keanu. "Hei, itu minum gue, To!" serunya tidak diperdulikan oleh Haruto.
"Ini lo pegang, kasih Clara minum kalo dia udah kelihatan haus dan capek. Awas aja, kalo sampai lo nggak kasih dia minum." Haruto menggerakan ibu jari dari kiri ke kanan, pada lehernya.
"Gue balik ke kelas dulu, lo jaga pacar gue baik-baik," pesannya berlalu pergi.
Dua puluh lima putaran, tenaga Clara cukup terkuras. Napasnya pun sudah sangat terengah-engah, degup jantungnya semakin berdetak kencang. Keringat bercucuran, membasahi sekujur tubuhnya. Clara kehabisan tenaga, untuk melanjutkan lari mengelilingi lapangan upacara. Karena tenggorokannya, mulai terasa panas dan kering.
"Gavin!" panggil Clara dari kejauhan, lantas Gavin mendekat. "Gue haus, itu botol minum dari Haruto 'kan? Sini, gue mau minum," ujar Clara dengan kedua tangan memegang lutut kakinya, dan merunduk ke bawah. Sehingga, bulir keringat berjatuhan di tanah.
"Masih dua puluh lima putaran lagi," kata Gavin datar.
"Gue ... nggak kuat lari lagi." Clara mencoba untuk mengatur napasnya, yang terasa pendek. Dan, dadanya pun mulai sesak.
"Lima kali putaran lagi, lo bisa minum." Clara mendongak, ia menahan rasa haus serta lelahnya. Dan, kembali berlari untuk melanjutkan hukumannya.
Namun, baru setengah putaran. Kaki kanan Clara melemas, dan tidak bisa untuk digerakkan. Bersamaan dengan kepala yang terasa berat, membuat Clara memejamkan mata kuat dan kehilangan keseimbangan, dalam berdiri. "Aish!" desis Gavin meremas botol air mineral itu, dan membuangnya ke sembarang arah. Lantas, berlari dengan cepat menuju ke arah Clara.
"Naik," suruh Gavin sudah berjongkok di depan Clara, dengan punggung yang menghadapnya.
"Gue gakpapa, gue harus lari lagi," kata Clara dengan napas yang semakin menderu cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Fiksi Remaja[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...