"Pegangan dong, Ra!" suruh Haruto sebelum menjalankan motornya.
"Udah nggak usah modus, gue bisa pegangan di bagian jok belakang, jadi cepat jalan!" raung Clara.
Haruto menatap ke depan, dengan wajah masam. "Kalo lo nggak pegangan, motornya nggak akan jalan." Sehingga, Clara pun mulai mengubah posisi tangannya, perlahan ia meraih jaket milik Haruto.
Haruto merunduk, sepasangan tangan Clara belum tiba di perutnya. "Harus gue paksa dulu, baru mau." Haruto akhirnya meraih kedua tangan Clara, yang berada di jaketnya dan meletakkan kedua tangan itu secara bersamaan, di depan perutnya yang sixpack.
"Gue modus, itu demi keselamatan lo juga, Ra," ucap Haruto melirik Clara yang berada sangat dekat, di belakangnya. Clara hanya terdiam, lantas Haruto mulai menjalankan motor Kawasakinya.
Setibanya di sebuah tempat, yang halaman depannya dipenuhi dengan motor sport yang berjejer cukup rapi. Sementara, jalanan di sekitar sana terlihat ramai, sebab cafe Osteria yang sudah dibuka dan banyak pengunjung berdatangan. Namun, suasana di luar sebanding dengan suasana di dalam tempat tersebut. Tempat yang tidak memiliki nama, dan tempat yang terlihat seperti sebuah ruko tertutup.
"Ini markas kalian?" tanya Clara termangu, melihat tidak satu pun keindahan yang ia lihat di sana, lantas Haruto langsung menarik tangan Clara untuk segera masuk ke dalam.
Benar saja, keindahan yang Clara cari ternyata ada di dalam tempat itu. Walaupun, dari luar terlihat biasa; seperti ruko. Akan tetapi, di dalamnya terlihat berbeda; seperti sebuah cafe dengan desain klasik. Mereka semua telah mendekorasi tempat itu, sehingga menjadi lebih menarik dan nyaman sebagai tempat berkumpul.
"Hai!!" sapa Clara tersenyum lebar, memandang teman-temannya yang sedang berbincang di sebuah meja.
"Hai, Ra! Apa kabar?" tanya Kevin yang senang melihat kedatangan Clara, dan langsung mendekatinya.
Keanu yang terduduk pun berdiri, dan meraih tangan Clara. "Waduh, Cla. Lo ke mana aja sih? Kenapa baru sekarang, lo ke sini? Padahal harusnya lo orang pertama yang datang ke sini, karena lo yang kasih ide ke kita supaya dua geng ini di gabungkan jadi satu, dan akhirnya sampai punya markas sendiri."
"Silakan duduk, tuan putri." Keanu pun membungkukkan sedikit badannya, saat Clara akan terduduk.
"Kesayangannya geng Jervanos, habis meditasi? Dua hari ini, lo nggak pernah kelihatan," timpal Devano membuat Clara tertawa.
"Sorry, ya. Gue terlambat datang ke sini, dan baru hari ini gue bisa main ke markas kalian."
"Masih dihukum, Ra?" tanya Zoya yang berada di samping Ajun. Lantas, Ajun pun langsung menimpali. "Lo di hukum? Sama siapa? Pak Santoso?"
"Bukan, Jun. Gue dihukum sama bokap, gue nggak boleh keluar dari kamar selama tiga hari. Jadi, itu alasannya kenapa gue nggak bisa datang ke sini kemarin. Bahkan, gue mengerjakan semua tugas itu harus dibantu sama Zoya," ucap Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT to be SPECIAL || TREASURE [ REVISI ]
Fiksi Remaja[ SEBELUM MEMBACA DIHARAPKAN FOLLOW TERLEBIH DAHULU !! ] Clara Maurine Nasution, yang memiliki catatan buruk di mata seluruh guru, serta murid SMA Bhineka Bangsa. Justru, memilih untuk berpacaran dengan Haruto Rasendra Pratama, yang dikenal pembuat...